Senin, 13 Agustus 2018

BEREBUT MUNDUR

"Monggo pak ingkang ngajeng dipun isi, monggo tho monggo ...". ujar panitia menganjurkan para hadirin untuk maju sembari menggandeng tangan mereka.

Upaya panitia yang kadang sedikit memaksa para hadirin untuk maju agaknya sia-sia. Para tamu tetap menolak dan memilih untuk duduk di bagian belakang.

Tanpa kurang cara, salah satu panitia penerima tamu menggandeng pak RW yang baru datang untuk duduk di deretan depan agar yang lain mengikuti.

Usahanya berhasil, namun beberapa  saat kemudian pak RW juga ikut mundur karena ia sendirian di depan tanpa ada orang yang menemani. Walhasil kursi-kursi itu kosong lagi.

Gambaran di atas selalu menjadi pemandangan serupa di tiap acara pengajian. Kursi-kursi yang tertata dengan rapi itu terbiarkan kosong menunggu para hadirin untuk sudi menduduki.

Namun beberapa kursi yang berjajar di belakang telah terpenuhi oleh para hadirin disiplin yang datang sebagaimana jam undangan.

Mengapa terjadi demikian? Apa faktor penyebabnya? Padahal mereka juga antusias mengikuti pengajian sampai tuntas.

Jawaban beragam ditemukan setelah beberapa kali mengajukan pertanyaan kepada para hadirin.

Ada yang menjawab karena sungkan dengan kiai, karena kalau di depan jaraknya terlalu dekat dengan kiai, sehingga mau banyak gerak saja salah tingkah, apalagi sampai mencicipi snack yang sudah ditangan. Alamak ....

Salah satu ada yang berujar kalau usai acara biar bisa pulang duluan, sandalnya menumpuk, parkiran sepedanya juga antri, waktu banyak terbuang padahal rasa kantuk sudah menyerang.

Ada pula yang takut kalau ngantuk kelihatan, dapat dibayangkan kalau duduk di depan sembari terkantuk-kantuk atau tertidur, bakalan jadi tontonan gratis berjuta mata di belakangnya. Dan alasan-alasan lain yang memaksa untuk dirasionalkan.

Hal itu berbanding terbalik saat acara yang dihadiri berupa samboyo, jaranan, orkes, elektun dan acara hiburan lainnya. Para panitia bahkan disibukkan dengan memasang petugas untuk memberikan pagar betis di area depan untuk mengantisipasi membeludaknya para pendatang.

Dan agaknya itu memang sudah menjadi kewajaran.

@myh

MENATA HATI BERSAMA SI BUAH HATI

Sumber Gambar: keluarga

Intensitas kebersamaan seorang ayah dengan si buah hati memang tidak sepadat seorang ibu. Faktor terbesar dari hal itu adalah karena seorang ayah harus bekerja di luar rumah.

Komunikasi yang terjalinpun sangat jarang, hanya pada waktu-waktu tertentu seperti sebelum berangkat kerja, sepulang kerja atau pada saat weekend atau liburan.

Sebelum berangkat kerja, awali hari dengan bermain bersama si kecil, ajak ia jalan-jalan di sekitar komplek rumah, buat suasana santai itu menjadi wahana belajar buat dia dengan mengenalkan hal-hal baru di sekitar rumah. Jika ini kerap dilakukan, tentu akan menjadi hari yang indah buat anda dan juga buah hati anda.

Sepulang kerja jangan lupa juga sempatkan untuk menyapanya sebelum ia berangkat tidur. Buat pertemuan anda dengannya menjadi modal mimpi indahnya. Bukankan penghilang penat dan lelah sebab seharian bekerja dapat sirna seketika saat tangan si kecil melingkar di leher kita dalam pelukan? Rasanya gimana gitu ....

Kebersamaan saat weekend atau liburan tak kalah pentingnya sebagaimana pembahasan sebelumnya. Sikap manjanya, rewelnya, rengekannya, nangisnya, lucunya dan sikap ngegemesin lainnya seolah menjadi terapi pengelolaan emosi dan hati.

Dampingi ia saat nonton televisi, tunjukkan mana yang harus dicontoh dan mana yang kudu dihindari. Letakkan gawai atau gadjet anda untuk sementara dengan fokus perhatian pada si kecil.

Jawab semua yang ia tanyakan meski kadang menjengkelkan. Karena kadang bernilai remeh bagi anda namun sangat berharga bagi dia. Rasa keingintahuannya pada hal baru membuat ia terdorong untuk bertanya secara detail dan terkesan memaksa. Betul-betul menguji kesabaran.

Menyadari akan hal itu, seorang ayah harus benar-benar memanfaatkan waktu yang tak banyak itu untuk melakukan pendekatan-pendekatan berarti pada si buah hati.

Mengasuhnya dengan bermain, bercanda, berbicara, bercengkerama dan jalan-jalan seolah bukan lagi suatu kewajiban ayah ke anak, namun menjadi sebuah kebutuhan untuk merekatkan tali batin ayah dan anak.

@myh

I LIKE SATURDAY

Sumber Gambar: creative market

Berkumpul bersama keluarga merupakan dambaan bagi beberapa orang, Apalagi setelah satu minggu banyak meninggalkan rumah untuk menjalankan aktivitas pekerjaannya.

Kesempatan untuk menikmati kehangatan berkumpul bersama semua anggota keluarga betul-betul dimanfaatkan bagi mereka yang mengerti akan pentingnya arti sebuah keluarga. Quality time.

Keluarga berperan mensuplay energi untuk tetap dapat beraktivitas keesokan harinya. Keluarga juga dapat me- refresh pikiran yang penuh dengan kepenatan setelah berjibaku dengan pekerjaan sebelumnya.

Hal itu yang dapat membuat banyak orang terlalu keasyikan untuk sekedar berlama-lama menikmati waktu santai bercengkerama dengan keluarga.

Keasyikan tersebut terbawa sampai saat weekend telah habis dan menuju masuk hari kerja. Banyak orang menyambut hari itu (Sabtu atau Senin) dengan malas-malasan untuk masuk kerja.

Untuk itu kebiasaan-kebiasaan tersebut harus diubah, Sambut hari Sabtu yang cerah dengan penuh semangat dan fresh karena tenaga sudah betul-betul penuh dan siap untuk menyelesaikan tumpukan pekerjaan yang menunggu untuk dieksekusi.

Mengawali aktivitas dengan kondisi stabil, semangat, ceria, fresh, wangi, optimis dan berpikir positif akan dapat mendukung penuh aktivitas harian selanjutnya. Semangat pagi.

@myh

AMUNISI ITU BERNAMA GENGSI

Sumber Gambar: Lebah Master

Menentukan sebuah program harus diikuti dengan action dan tindakan nyata agar program berjalan sebagaimana misi awal.

Rintangan dan hambatan sudah pasti akan banyak menghadang dengan bentuk yang beraneka ragam, kesemuanya datang sebagai pembuktian keseriusan akan pelaksananya.

Sandungan-sandungan dimaksud kadang menjelma nyata berbentuk kemalasan, cibiran, kelupaan atau bahkan bersembunyi di balik kesibukan.

Fokus dan konsisten lagi-lagi menjadi senjata utama untuk menghalau semua ranjau di atas kendati kadang harus diberi amunisi dan suplemen yang benar-benar baru.

Ya ... suplemen itu di antaranya adalah rasa gengsi yang selalu membayangi dan menyemangati perjalanan yang masih terseok-seok ini, yaitu menulis setiap hari.

Gengsi seolah tidak hanya selalu berbisik namun juga selalu berteriak memekakkan telinga untuk menjawab dengan action setiap terjangan angin yang menghembus kencang.

Gengsi seolah selalu memberikan statemen "cemen loe ... begitu aja udah KO, bangkit dong! Buktikan kalu loe bisa.

Gengsi juga selalu menekan "lihat tu si Dia udah berhenti. Loe mau ikut-ikutan? Leo kan pengangguran, tidak sesibuk dia". (hehe maaf pk Rofik 🙏🙏🙏).

Gengsi juga selalu membentak dan menampar untuk selalu ingat tujuan awal bahwa "Loe harus berlatih itu semua secara terus menerus sampai bisa, karna loe tak sepandai mereka". (hehe maaf pk Muk. 🙏🙏🙏) Dan aneka gertakan-gertakan lainnya.

Semoga gengsi tidak pernah bosan dan gengsi untuk selalu menyapaku walau nanti keberhasilan itu sudah mendekat padaku. Semoga.

@myh

BERKUMPUL DENGAN ORANG SHOLEH

Sumber Gambar : Wordpress.com

Siapa yang tak kenal lagu Tombo Ati? Lagu jawa yang cukup familier di kalangan masyarakat pedesaan maupun urban itu memang sarat makna sebagai sarana menapaki perjalanan kehidupan.

Belakangan banyak bermunculan lagu Tombo Ati diaransemen ulang dengan berbagai bahasa dan genre musik yang berbeda-beda. Hal itu seolah menunjukkan agar lagu tersebut dapat tetap survive dan tidak terdupak dari deretan musik-musik terbaru yang kualitasnya biasa-biasa saja.

Inovasi itu juga disisipi harapan ingin memasukkan konsep hidup tersebut kepada pemuda dengan membidik target generasi milenial.

Agar diminati dan menarik kawula muda maka harus mengikuti gaya musik mereka. Lagu tersebut tidak hanya sebagai hiburan saat galau namun juga dapat menjadi semacam pengingat dan kompas perjalanan.

Pada poin ke tiga pada lagu itu kita dianjurkan untuk selalu berkutat dan berkumpul dengan orang-orang shaleh agar dapat menjadi pengobat hati. Sebuah pesan yang cukup dalam artinya.

Hal itu juga dapat dimaknai anjuran untuk selalu berkomunikasi dengan mereka. Saat permasalahan menumpuk, berat dan membutuhkan arahan dapat langsung terkoneksi kepada para pakar yang ahli dibidangnya (shalih).

Berkumpul dengan kominitas yang selalu menjaga iklim kebaikan akan berdampak pada kebiasaan kita. Terlebih jiwa pemuda yang masih labil, sangat perlu untuk terlibat dalam atmosfir kebaikan yang diciptakan oleh orang-orang shaleh tadi.

Shaleh bukan hanya berarti pakar di bidang agama saja, namun dapat diartikan luas dengan para ilmuan yang kompeten di bidangnya. Karena segala masalah yang diserahkan bukan pada ahlinya, maka tunggulah masa kehancurannya.

@myh

BELAJAR KELOLA JIWA DENGAN GOOGLE DRIVE

Sumber Gambar: Google

Android menawarkan berbagai fitur yang dipersiapkan untuk memudahkan para penggunanya. Semua tercipta hanya untuk melayani dan membantu menapaki aktivitas sehari-hari.

Di antara aplikasi yang tersedia di dalamnya adalah Google Drive. Google Drive adalah salah satu layanan yang ditawarkan oleh Google untuk menyimpan dokumen atau file secara gratis maupun berbayar tergantung pada jumlah kapasitas memori penyimpanan.

Terdapat banyak fungsi dan guna lainnya yang mendukung aplikasi ini, kesemuanya dapat digunakan dengan mudah kapan dan di manapun usernya berada.

Saya baru mengenal aplikasi ini beberapa waktu yang lalu setelah diberi info dari seorang rekan kerja di kantor. Setelah smartphone Saya lelet karena foto, gambar dan file lainnya memenuhi memori handphone saya.

Setelah menggunakan dan menyimpan segala file-file di atas ke Google drive, maka seketika itu juga smartphone saya terasa begitu ringan dan lancar.

Karena keringanan dan kelancaran itu maka handphone dapat bekerja optimal sebagaimana fungsi awalnya.

Prosesi tersebut ternyata juga memiliki kesamaan dengan kondisi jiwa kita. Banyak orang tidak bekerja optimal hanya karena menanggung banyak sekali masalah dalam hidupnya.

Problem yang menumpuk dan di "bawa" ke mana-mana seolah turut menghiasi dan mencampur berbagai kegiatan yang dilakukan empunya. Dan hiduppun terasa begitu berat.

Dapat dibayangkan jika semua masalah yang dihadapi dibawa ke berbabagai hal secara terus menerus, masalah-masalah tersebut hanya akan menjadi beban sekaligus penghambat laju aktivitas. Hasilnya? Jangan tanya, Jauh sekali dari harapan.

Kelola emosi, letakkan masalah-masalah itu, pasrahkan pada-NYA, biarkan mengendap dengan kesibukan rutinitas harian tanpa tercampur beban-beban tersebut. Jika longgar dan kondisi psikis telah stabil, maka problem dapat dicarikan solusi.

Tetap fokus dan memelihara berpikir positif merupakan salah satu penangkal virus agar masalah tidak menyebar kemana-mana.

Pengelolaan emosi dan masalah demikian akan menghantarkan prestasi dan karya maksimal karena pengukirannya ringan, mudah dan lancar.

@myh

ANTARA PROSES DAN HASIL

Sumber Gambar: Gailsaseen.com

Proses dan hasil merupakan dua hal yang selalu bersama namun orang-orang berbeda-beda dalam memperlakukan keduanya.

Beberapa orang menganggap proses itu penting, soal hasil? tidak perlu memasang target untuk menaruh harapan padanya. Jika prosesnya baik, maka hasil pun akan mengikuti.

Beberapa yang lain lebih mengedepankan hasil, proses tidak mendapatkan perhatian di sini. Proses tak ubahnya sebuah perjalanan yang harus ditempuh tanpa perlu dipandang dan dinilai.

Dalam konteks pendidikanpun sama, kini banyak sekolah yang menentukan dengan ketat target siswa mendapatkan nilai yang ditentukan, terserah mau ambil jalan apa dan dari mana.

Ada juga sekolah yang tidak terlalu konsen terhadap hasil, namun lebih pada prosesnya. Karena dengan proses-proses yang terpola hasilnya tidak bersifat sementara tapi permanen dan nyata.

Dalam keseharian, banyak ditemui orang-orang yang menilai karya orang lain hanya dari hasilnya saja tanpa menelusuri bagaimana prosesnya. Padahal jika proses panjang itu diketahui, maka sikap apresiasi terhadap karya orang lain akan muncul kendati hasilnya belum tentu berharga dan bermanfaat buat kita.

Tidak semua tahu, Untuk menjadi secarik kertas telah melibatkan banyak sekali sumber daya manajerial, finansial, manusia, alam, sistem dan lainnya. Tapi jika ditemukan selembar kertas tergeletak, seolah tiada berharga dan dibiarkan begitu saja.

Apresiasi terhadap prestasi dan karya orang lain juga menunjukkan penghargaan terhadap lika-liku perjalanan seseorang. Jadi dengan menghormati dan menghargai karya orang lain berarti pula menghargai sebuah proses.

@myh