Rabu, 14 Agustus 2019

MAKNA HASTAG MU KEREN LUAR DALAM


Di sebuah sudut, terdapat sebuah sekolah dengan mutu yang sangat bagus, aneka ragam materi dan kurikilum dikelola dan diberikan secara professional, namun karena semua dilaksanakan secara sederhana dan terkesan apa adanya tanpa disertai brand yang mendukung, sekolah tersebut pun tidak banyak diketahui orang dan akhirnya sepi peminat sehingga tidak banyak menebar kebaikan, ibarat kata, bagaikan mutiara yang terpendam. Kini kabar sekolah tersebut telah dilupakan, tenggelam dan hilang.
 
Konsep berpikir yang konservatif dan kekhawatiran yang tinggi terhadap sebuah perubahan menjadikan sekolah ini stagnan dan sulit untuk berkembang meski sebenarnya mereka mampu karena memiliki potensi yang luar biasa.

Gambaran pertama dapat dikatakan keren di dalam namun tidak di bagian luar, dampak yang dihasilkan adalah sekolah tersebut berjalan di tempat dan tidak banyak menebar kebaikan.

Di bagian sudut yang lain. Terdapat sebuah sekolah yang memiliki banyak inovasi dan brandid, semua kegiatan dan kurikulum dibalut dengan kemasan yang modern dan kekinian. Program yang dijalankan tidak pernah luput dari liputan dan tentu juga di publish ke dunia maya yang tak terbatas jangkauan pasar pendidikannya. Semua costumer akademik banyak tergiur dengan cassing yang mereka ciptakan dan mengundang banyak sekali wali murid yang ingin masuk di dalamnya.

Namun para pengelola sekolah tersebut lupa, mereka hanya terkonsentrasi pada kulitnya saja tanpa perbaikan kualitas dari kurikulum dan materi yang disampaikan. Semua kegiatan dan proses belajar mengajar yang dilakukan tidak lebih sekedar settingan dan skenaris yang disutradarai oleh kepala sekolah. Orientasinya adalah bagaimana sekolah tersebut bisa besar dan banyak dikenal orang meski banyak "sandiwara pendidikan" di dalamnya.

Gambaran ke dua ini dapat dikatakan keren di luar namun tidak di bagian dalam. Korban utama dari tipikal sekolah ke dua ini adalah konsumen yang dalam hal ini adalah wali murid dan siswa itu sendiri. Karena pendekatannya bersifat persuasif, banyak pelanggan yang masuk kemudian tertipu, ternyata di dalamnya tak ubahnya kegiatan biasa dan kurang berkualitas namun di pakaikan topeng untuk "mengelabuhi" dan menarik peminat dari luar, sungguh ironis.

Berkaca pada dua model sekolah di atas, MU PPMM mempunyai keinginan kuat untuk menjahui dua tipikal sekolah tersebut, yaitu dengan mengusung tema MU keren luar dalam.

Tidak hanya berkualitas dari sisi akedemik dan proses pembelajarannya, namun juga dipikirkan bagaimana kualitas itu tampak dan dapat dilihat oleh pelanggan secara langsung agar dapat menarik perhatian dan banyak yang akan ikut bergabung. Untuk bisa dilihat oleh publik, tentu diperhatikan pula bagaimana prestasi-prestasi itu dikemas agar dapat diterima masyarakat secara apik.

Syiar Islam dan menebar kebaikan dengan pangsa pasar luas tak terbatas menjadi motivasi utama semangat ini. Konsumen pendidikan yang melihat kemudian tertarik untuk masukpun tidak akan merasa tertipu dan dibohongi dengan jargon-jargon bujukan yang selama ini didengungkan, tapi mereka akan melihat secara nyata dan menerima apa adanya mutu pendidikan yang ada di dalamnya.

Misalnya, sertifikat yang diberikan pihak madrasah kepada para siswa atas prestasinya menyelesaikan hafalan 250 bait sebelum idhul adha merupakan apresiasi branding, penghargaan itu bukan hanya formalitas namun juga harus benar-benar mewakili kualitas siswa tentang prestasi yang ia terima.

Ujian, cerdas cermat, lomba hafalan dan sederet aktifitas akademik lainnya merupakan kegiatan biasa pengasah prestasi di sekolah, namun untuk meningkatkan semangat dan agar dilirik banyak pihak, maka aneka kegiatan tersebut harus dipoles sedemikian rupa agar terlihat modern dan kekinian. Selain untuk mengasah kualitas para siswa juga dapat dijadikan media promosi madrasah ke pihak luar.

Baron, 14/8/2019
@myh

Selasa, 13 Agustus 2019

RITUAL SHOMADIYAH Antara Kuantitas dan Kualitas

Kegiatan yang mengemuka saat jelang tanggal sepuluh Dzulhijjah adalah tentang fadhilah puasa tarwiyah, arafah dan juga ritual bacaan shamadiyah, sebagaimana disampaikan dalam keterangan tersebut, bahwasannya barang siapa yang membaca surat al ihlash 1000 kali di sore hari tanggal 09 dhulhijjah atau hari arafah, maka Allah akan mengabulkan segala permintaannya.
 
Dari situ, dapat kita ketahui, dalam fadhilah tentunya yang diharapkan tidak hanya persoalan berapa nominal bacaannya, namun juga bagaimana ritual itu dibaca, ada aturan-aturan tertentu yang harus diikuti oleh si pembaca, karena surat yang dibaca juga termasuk bagian dari ayat-ayat al Qur’an.

Di lapangan banyak ditemui, para santri dalam mengamalkan bacaan tersebut hanya terfokus pada berapa bacaan yang ia peroleh tanpa menghiraukan bagaimana kualitas bacaannya meski tidak sampai membatalakan hasilnya, apalagi jika kegiatan tersebut dilakukan sesaat sebelum pulang berlibur, tergesa-gesa dan diliputi perasaan tidak tenang dalam pelaksannaannya. 

Kita lupa, sebenarnya ada banyak waktu, tenaga dan kesempatan yang dibuang untuk melakukan aktivitas tersebut, tentu kita akan merasa rugi, ternyata hasil yang diperoleh tidak semaksimal apa yang kita harapkan hanya karena kita terlalu fokus pada jumlah yang dikejar tanpa memikirkan kualitas dari bacaan tersebut. Wallahu a’lam.

@myh