Jumat, 31 Maret 2023

NIKMATI PROSESNYA

Setiap apa yang kita lakukan, merupakan sebuah proses yang pada gilirannya akan ada hasil atau dampak yang kita tuai, entah berdampak baik atau buruk. 

Karena semua hal yang kita lakukan akan memberikan akibat tertentu, maka apa yang hendak kita lakukan harus benar-benar dipikirkan masak-masak agar tidak muncul penyesalan di kemudian hari. 

Di antara kiat untuk menjalani itu semua adalah dengan menikmati proses tersebut sembari diamati dan dianalisa apakah kita sudah berada di lajur yang benar. 

Menjalani proses dengan pelan tanpa tergesa-gesa, dinikmati alurnya, penuh rasa syukur, sarat pemaknaan akan menjadikan hidup kita semakin berkualitas, waktu akan berjalan dengan penuh hikmat dan nikmat. 

Banyak rutinitas yang dapat kita lakukan dengan menerapkan konsep ini, menjalani pekerjaan, mengantar anak sekolah, bebersih rumah, melakukan perjalanan, berkumpul dengan keluarga dan tetangga, melaksanakan ritual ibadah dan lainnya. Semua akan berasa sekali jika dilalui dengan penuh rasa syukur dan dinikmati dengan pelan-pelan. 

Tergesa-gesa dalam melakukan sesuatu biasanya akibat perilaku sebelumnya, entah karena menunda-nunda, tidak serius, kurang fokus atau bahkan dikerjakan dengan konsentrasi yang rendah. 

Menciptakan hidup yang berkualitas memang tidak gampang, meski dalam agama telah diajarkan, namun dalam pelaksanaannya penuh dengan godaan. Hanya komitmen diri dan prinsip hidup terpatri dalam hati yang bisa diandalkan agar laju kita standar sebagaimana marka agama. 

Menyikapi setiap masa sebagaimana anjuran agama amat penting untuk dilakukan, mentaubati dengan istighfar setiap khilaf di masa lalu, senantiasa bersyukur atas limpahan nikmat yang kita terima di masa kini, dan melandasi dengan doa pada aktivitas di masa nanti. 

Mari jalani hidup ini dengan penuh rasa syukur sebagai proses menuju negeri abadi yang diridlai ilahi rabbi. 


Jum'at, 31 Maret 2023


Rabu, 29 Maret 2023

TERMA ITU PENTING

Kerap terjadi saat proses PPDB di tingkat salafiyah adalah kondisi di mana siswa turun ke kelas yang dituju berdasarkan kemampuan melalui jalur tes. 

Dan tak jarang, ekspresi calon siswa atau bahkan orang tua berubah seketika kala mendengar informasi awal harus "turun kelas" dari petugas pendaftaran, terlebih calon santri. Di tengah jelang adaptasi, harus menerima "justice sosial" berupa "turun kelas".

Sebuah respon yang wajar mengingat kondisi yang ada dibenak calon siswa dan juga orang tua adalah kondisi real di rumah, setamat dari SD/MI maka jenjang selanjutnya adalah MTs. 

Siswa yang hendak masuk di kelas jenis salafiyah hampir dipastikan semuanya bakal "turun kelas", kendati para siswa yang berasal dari madrasah Krempyang sekalipun. 

Tepatkah terma "turun kelas" dipakai di sana? yang kerap kali membikin gamang calon santri yang hendak masuk ke madrasah salafiyah? Mari kita bedah! 

Nama tingkatan yang dipakai baik salafiyah maupun kurikulum kemenag adalah sama, sama-sama MI dan MTs, hanya tingkat MA dan MU saja yang beda, dari perbedaan di tingkat atas inilah bisa dijadikan barometer. 

MI salaf dan MI kurikulum Kemenag adalah sama dalam istilah namun beda dalam materi, kurikulum, tuntutan, lulusan dan juga usia. Sehingga lulusan MI kurikulum yang masuk ke MI salaf kurang pas jika dikatakan "turun kelas", karena jenjangnya pun tidak setara. 

Di lingkungan Kemenag bidang PD pontren, sebenarnya telah berlaku nomenklatur yang sudah populer dan cukup familiar, yaitu tingkat ula, wustha dan ulya. Terma ketiganya juga digunakan untuk mengkategorikan tingkatan berdasarkan jenjangnya. 

Di madrasah Krempyang, yang telah berlaku masih di tingkat atas saja, yaitu ulya, alangkah lebih baik juga diberlakukan di jenjang bawahnya, maka secara hierarkis akan tersusun menjadi Madrasah ula, Madrasah wustha dan Madrasah 'ulya, bukan lagi MI, Mts dan Madrasah 'Ulya. 

Dengan mengacu pada lebel jenjang tersebut di atas, maka tidak ada lagi istilah "turun kelas", karena calon siswa setelah dites, kemampuan yang dimiliki akan menghantarkannya masuk ke jenjang ula, wustha atau bahkan ke ulya. 

Selain itu, penggunaan istilah ula, wustha dan ulya dengan sendirinya akan mengikis pemakaian istilah "Kurikulum" pada jalur formal yang selama ini dijadikan pembeda dengan jenjang salafiyah.

Seperti diketahui, terma "kurikulum" sebagai representasi dari madrasah formal cukup membingungkan banyak orang ketika diucapkan di luar lingkungan madrasah Krempyang atau calon santri dan wali santri saat daftar sekolah dan mondok. 

Maka dari itu, jika masih menggunakan istilah-istilah sebagaimana yang berlaku selama ini di madrasah, petugas harus benar-benar bisa menjelaskan kepada calon wali dan santri agar mereka bisa paham tanpa salah atau gagal paham. 

Atau istilahnya bisa kita ubah, mengingat di Krempyang sudah ada  tingkat Ulya di muadalahnya, maka akan sangat tepat jika bawahnya berganti Ula dan Wustha, sehingga di jenjang salafiyah berlaku tingkatan Ula, Wustha, dan Ulya. 


@myh

Selasa, 28 Maret 2023

CATAT IDEMU

Ide merupakan gagasan atau konsep kreatif yang muncul dalam pikiran seseorang sebagai hasil dari proses berpikir. Ide bisa datang kapan saja di mana saja, bisa berwujud sebuah rencana, inovasi, strategi, atau gagasan-gagasan lain yang muncul sebagai solusi untuk suatu masalah atau untuk menciptakan sesuatu yang baru.

Ide bisa datang dari berbagai sumber, seperti pengamatan, refleksi, diskusi, atau bahkan mimpi. Ide bisa menjadi awal dari proses kreatif yang menghasilkan karya-karya seperti seni, sastra, teknologi, atau inovasi bisnis.

Karena ide kerap datang kapan saja tanpa melihat waktu, acap kali ide hanya terlintas di benak dan pikiran kemudian sirna sebelum eksekusi dilakukan. Maka ide brilian yang datang harus segera disikapi sebelum benar-benar hilang. 

Menyikapi akan hal itu, maka ide yang muncul harus segera diikat dengan tulisan. Seandainya ide itu mencuat di saat yang belum memungkinkan untuk segera dieksekusi, catatan menjadi media terbaik untuk menyimpannya terlebih dahulu, baru saat kesempatan itu datang, ide bisa dilakukan. 

Mencatat bisa dilakukan di pelbagai media konvensional semisal buku, jurnal, secarik kertas dan lain sebagainya, juga bisa dicatat di media digital seperti gawai, blog, email dan lainnya. 

Saya sendiri, jika ide tersebut tiba-tiba terlintas di pikiran, segera saya keluarkan handphone saya lalu mencatatnya pada aplikasi note yang saya miliki, di sana banyak juga list ide-ide saya baik yang telah tereksekusi maupun yang masih dalam wacana perencanaan. 

Siapa kini yang tidak punya smartphone, gawai cerdas yang memudahkan manusia menjalani aktivitas sehari-hari, di dalamnya dapat diisi dengan aneka aplikasi guna memandu menjalani hari-hari. 

Mari segera kita catat semua ide yang mencuat baik selagi sempat sebelum ide emas itu mengarat dengan memanfaatkan gawai kita sebagai pengingat. 


Baron, 28 Maret 2023

Senin, 27 Maret 2023

TERSENYUMLAH!

Tersenyumlah!, teguran itu kerap sekali menghampiri saya, entah dari sahabat, kolega kerja atau beberapa orang yang perhatian dengan saya, terima kasih atas perhatiannya. 

Karakter saya memang sulit untuk tersenyum, terutama dalam kondisi berpikir serius, efeknya bisa menjalar hingga ke muka, terlihat masam bahkan kadang terlihat garang. 

Kondisi ini benar-benar saya sadari, dan faktanya memang demikian, tidak sedikit saat tertangkap kamera secara hidden, wajah saya terpotret muram, sungguh mengenaskan. 

Melihat kondisi ini, sebenarnya saya tidak tinggal diam, saya menyikapinya dengan banyak hal, di antaranya dengan banyak baca literatur dan artikel berkaitan dengan itu, bahkan tidak jarang saya harus ngobrol dengan gaya full senyum di depan cermin kamar saya, terlihat banget kan upayanya?

Karena pekerjaan saya banyak berhubungan dengan banyak orang, mau tidak mau kondisi ini harus dirubah, karena itu bagian dari pra syarat komunikasi, agar komunikan merasa nyaman berinteraksi dengan kita. 

Saking kerasnya upaya saya merubah karakter ini, sampai-sampai kadang saya merasa ini bukan saya yang sebenarnya. Tebar senyum seolah topeng yang harus saya pasang kapanpun dan di manapun. 

Namun jika perasaan ini datang menghampiri, dengan segera saya menepisnya, karena memang tersenyum harus selalu ditampilkan dan menyungging di bibir ini. 

Untuk sekedar menguatkan dalam persepsi saya, senyum dapat digunakan sebagai upaya sedekah ringan tanpa modal yang perlu dikeluarkan. Karena selain berdampak senang pada yang melihat, juga terasa sekali berpengaruh terhadap kondisi mental dan psikologi saya. 

Selain itu, dengan selalu senyum ini saya gunakan sebagai tabir kondisi hati jika sedang sedih, karena itu tak perlu ditampakkan pada orang lain, cukup dicurhatkan pada Sang manajemen hidup kita, Allah Ta'ala. 


Baron, 27/03/2023

Minggu, 26 Maret 2023

KAIZEN SETIAP HARI

Saya kurang ingat sejak kapan saya mulai mengenal konsep Kaizen ini. Sebuah konsep yang dipopulerkan oleh negara Jepang dan diklaim menjadi kunci kemajuan negara dan masyarakatnya. 

Kaizen kemudian menyebar ke berbagai negara dan menyusup ke berbagai hal. Berubah sedikit demi sedikit, itulah yang saya pahami selama ini tentang metode Kaizen. 

Jika ingin membangun sebuah kebiasaan, menaikkan level makna kehidupan atau mengasah sebuah skill tertentu, maka saya rasa teknik ini akan sangat membantu. 

Konsepnya yang menyentuh perubahan step by step, sedikit demi sedikit hingga si pelaku tidak merasa capek, jenuh dan akhirnya berhenti bertindak. Teknik demikian yang kemudian menjadikan Kaizen menggoda banyak orang hingga ke belahan dunia. 

Dengan dilakukan misalkan semenit setiap hari, lama kelamaan akan menjadi kebiasaan dan dengan sendirinya target akan dapat dicapai dengan tanpa rasa berat, karena hanya dilakukan dengan durasi pendek. 

Memang teknik ini terlihat gampang dari sisi satu menitnya, saking pendeknya, banyak orang meragukan bahkan tidak percayanya akan keberhasilannya. Efek dari tidak percaya itu, akhirnya enggan untuk melakukan, jadinya seolah gagal sebelum bertindak, menyerah sebelum perang. 

Jika dianalisa, memang yang agak berat adalah pada sisi pelaksanaan setiap harinya, dibutuhkan konsistensi dan keteguhan hati dalam melakukannya, dalam konteks ini, latihan semenit menjadi penyeimbang konsep Kaizen. 

Sejak mengenal konsep Kaizen, hari-hari saya banyak tersentuh teknik tersebut, terutama pada upaya membangun pembiasaan positif dan juga pengasahan skill jika ingin belajar hal-hal baru. 

Konsepnya yang mudah dilakukan menjadikan saya berkomitmen untuk mengimplementasikan nya ke pelbagai sendi kehidupan saya, terutama untuk membangun habit yang baru dan positif. Yuk, mari bertumbuh. 

Baron, 26/03/2023

Sabtu, 25 Maret 2023

KEMBALIKAN KE ASALNYA


Dalam menjalani konsep gaya hidup minimalis, memang tidak gampang, selain berkutat dengan diri sendiri yang harus berlatih menerapkan segala prinsipnya, juga berhadapan dengan lingkungan yang belum sepenuhnya mendukung. 

Tampil rapi dan bersih setiap saat adalah dampak nyata dari implementasi gaya hidup minimalis. Kita dengan tanpa sadar akan terlatih tidak nyaman jika barang-barang di sekitar kita berserakan, berantakan dan awut-awutan. 

Dari sekian waktu yang saya pelajari, ada satu kunci untuk memelihara agar ruangan bisa tetap rapi dengan penempatan barang-barang sebagaimana tempatnya, yaitu dengan menerapkan kunci "Kembalikan ke Asalnya".

Setiap selesai menggunakan alat apapun, kembalikan ke tempatnya, jangan sekali-kali berpindah tempat. Selain memudahkan saat dibutuhkan kembali, kunci "kembalikan ke asalnya" akan dapat menekan ruangan berantakan. 

Dengan kunci ini pula, ruangan akan terlihat tertata rapi dan bersih dengan penempatan barang-barang yang fungsional. Jika tengah demikian, membersihkan lingkungan menjadi semakin mudah tanpa rasa malas. 

Prinsip ini saya inspirasi saat masih pendidikan di pesantren dulu, sebuah solusi langkah bersama yang digagas oleh kepala pondok yang sedang frustasi menyikapi barang-barang yang sering hilang tak karuan. 

Dengan konsep ini pula, diberlakukan untuk menyikapi penumpukan benda pakai di pondok yang tidak teridentifikasi siapa pemiliknya.

Setelah dilakukan secara bersama-sama, ternyata konsep jni cukup berhasil sebagai solusi kumuhnya beberapa sudut lingkungan pondok saat itu, selain bersih dan nyaman, konsep ini telah terpatri menjadi suatu kebiasaan bagi kebanyakan para santri yang akan sangat berguna bagi kehidupan mereka. 

Kunci kembalikan ke asalnya kini mulai saya terapkan di manapun, bahkan di rumah bersama keluarga, saya akan uring-uringan jika ada barang-barang tidak ditempatkan semestinya. Bukankah Islam mengajarkan meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya itu kategori dhalim? Dalam konteks ini saya berpegang teguh. 

Menerapkan kunci kembalikan ke asalnya juga bisa diimplementasikan ke pelbagai hal, baik bersikap fisik, digital, pemikiran, bahkan spiritual. Semuanya akan berdampak baik secara langsung maupun berkala. 

Yuk kita terapkan konsep kembalikan ke asalnya ini sebagai medium menjalankan gaya hidup minimalis untuk sekedar meringankan hidup kita. 

Baron, 25/03/2023

Jumat, 24 Maret 2023

LESS IS MORE, AKTIVITAS KEGEMARAN

 

Semenjak memantapkan diri untuk memilih gaya hidup minimalis sebagai prinsip hidup, ada beberapa konsep yang benar-benar saya sukai, yaitu mengontrol secara berkala barang-barang yang tidak terpakai di sudut-sudut yang biasa barang itu bersarang. 

Aktivitas pengontrolan barang tersebut dalam konsep minimalis memang sangat perlu untuk dilakukan sebagai rangkaian gaya hidup minimalis yang berkepanjangan. 

Less is more, kurang itu lebih, sebuah prinsip yang dijadikan patokan ketika menjalankan gaya hidup minimalis. Dengan memiliki sedikit barang melalui proses pengurangan secara berkala, maka akan banyak didapatkan kelebihan baru di sana, di antaranya ruang menjadi terasa longgar. 

Saat merasa suntuk, biasanya saya akan melihat laci meja, tempat mainan, lemari, jok motor, meja bahkan peralatan dapur, kemudian saya akan pilah-pilah mana barang-barang yang tersimpan tak terpakai dan mana yang masih digunakan. 

Dan benar adanya, hasil dari proses less is more itu, banyak barang tak berfungsi yang ada di sana, jadi bisa dikatakan selama ini kita banyak menyimpan sampah.

Ada kepuasan tersendiri jika aktivitas less is more ini selesai dilakukan, ruang terlihat bersih dengan sedikit barang, mudah dalam perawatan, dan tanpa perlu berpikir banyak saat hendak dibutuhkan. 

Sebenarnya dalam aktivitas sehari-hari, kita hanya butuh alat bantu berupa perabot dan benda pakai yang diperlukan saja, sehingga barang-barang di rumah yang jarang atau bahkan tidak pernah terpakai bisa disingkirkan. 

Kondisi semacam ini memang wajar, karena kebanyakan orang-orang senang dengan memiliki banyak barang meski dengan fungsi yang sama, dan jika ini dibiarkan tanpa pengontrolan, maka lambat laun rumah akan terlihat sesak penuh dengan barang-barang. 

Yuk kita isi bulan Ramadhan ini di antaranya adalah melalui giat less is more dengan niatan an Nadhafatu minal iman. 


Baron, 24/03/2023


Kamis, 23 Maret 2023

RAMADLAN PENUH UNTUK PUTRIKU

Setiap ramadlan tiba, selalu disambut dengan suka cita oleh semua umat muslim, termasuk Saya dan keluarga. 

Ya, banyak hal baru di setiap pelaksanaan puasa di tiap tahunnya, yang mana hal baru tersebut bisa jadi memang jejak dampak potret kehidupan yang penuh dengan pembelajaran. 

Tahun ini adalah tahun ke dua Saya dan keluarga menjalankan puasa di rumah yang baru saya tempati. Banyak perubahan aktivitas jika dibandingkan dengan saat masih tinggal bersama orang tua. 

Pada tahun ini juga, ada si kecil yang telah mulai belajar puasa satu hari penuh, dibutuhkan kesabaran dan kedewasaan untuk menuntun dan mengantarkannya hingga maghrib tiba. 

Baginya, ini mungkin berat, godaan terlihat di sana-sini, apalagi sekolah juga sudah mulai masuk, entah itu berpotensi sebagai penurunan semangat atau bahkan sebaliknya, menjadi semangat berlebih karena banyak ketemu teman-temannya dengan "nasib" yang sama. 

Satu sisi, dengan masuk sekolah, minimal separuh hari dari pikiran dan konsentrasinya difokuskan pada materi dan kegiatan di sekolah, namun sepulang sekolah, ia pasti merengek dengan berbagai alasan yang diutarakan. 

Tidur siang menjadi solusi utama untuk meredam emosi dan kepayahannya hingga saat bangun kondisinya kembali fresh dan siap mengikuti kegiatan sore hari hingga buka. 

Semoga kuat puasa penuh sehari hingga akhir bulan Ramadhan. Amin!


Baron, 23/03/23

Selasa, 21 Maret 2023

ANTRIAN PRODUKTIF

Saat melakukan transaksi di suatu bank, tidak biasanya menunggu antrian yang cukup lama seperti siang itu, masuk pukul 11:00 dan keluar dari bank pukul 13:40, hampir 3 jam transaksi dilakukan meski telah konfirmasi sebelumnya. 

Sebenarnya bisa dimaklumi, karena selain berangkatnya memang agak siang, saya baru ingat kalau saat itu adalah hari Senin, artinya pelayanan akan sedikit padat karena pelayanan usai tutup dua hari. sehingga antrian panjang pun tidak bisa dielakkan. 

Hari itu memang tidak seperti biasanya, agak rame dan antrian pun mengular panjang, beberapa customer juga terlihat menggerutu bahkan ada yang membatalkan transaksi meski telah ikut antri cukup lama. 

Ya, dalam antrian, ada pelajaran berharga yang bisa dipetik, yaitu kesabaran. Sabar untuk menunggu giliran tiba, sabar dalam mengambil tanggungjawab, dan sabar untuk menerima resiko. 

Jika ingin durasi antrian dekat, maka harus disikapi sejak awal, bisa datang lebih pagi, atau datang di jam-jam sepi, pilihan itu sepenuhnya ada pada kita sebagai pelaku. 

Atau jika memang terpaksa terjebak dalam antrian panjang, kita juga bisa memanfaatkan "masa menunggu" tersebut dengan hal-hal yang produktif seperti baca e-book, nonton video inspiratif, baca berita online, atau bahkan nambah skill melalui gawai kita. 

Dengan melakukan hal-hal di atas, dipastikan masa antrian yang menghabiskan waktu tidak berasa menjemukan dan berubah menjadi kesempatan yang lebih produktif dan positif. 

Sebagai konsumen yang bijak, kita harus menyadari akan resiko dari antrian ini, pihak pelayanan jasa pasti sudah menghitung betul estimasi waktu transaksinya, toh aktivitas para petugas juga tidak sedang santai-santai saja, itu berarti proses transaksinya memang membutuhkan waktu agak lebih. 

Saya bisa mengambil pelajaran dari hal tersebut saat berada di posisi yang sama, yaitu pelayanan jasa, pastikan agar konsumen tidak menunggu terlalu lama dengan mengukur transaksinya.

Dalam transaksi harus benar-benar dipertimbangkan efektivitas dan efisiensi aktivitas operasionalnya agar berdampak pada daftar tunggu tidak terlalu lama, karena semua tahu, pekerjaan yang paling membosankan adalah menunggu. 

Mari bersikap bijak dalam mengantri karena alih-alih menjadi aktivitas membuang-buang waktu malah menjadi kegiatan produktif yang bermanfaat untuk kita. 

Senin, 20 Maret 2023

MENJALANI TIGA MASA

"Hiduplah pada masa kini, karena hidup saat ini merupakan hidup yang sebenarnya, jangan ratapi mas lalu, dan jangan khawatir kan masa depan yang belum pasti."

Sederet kalimat itu mampir di beranda story saya beberapa waktu yang lalu, penggalan adagium itu sempat membuat saya mengernyitkan dahi dan berhenti sejenak untuk mencoba mencerna. 

Dalam keseharian, kita memang akan dihadapkan dengan tiga masa, yaitu masa lalu, masa kini, dan masa nanti, ketiganya akan kita lalui secara real, namun tentu harus disikapi berbeda. 

Kesalahan dan kealpaan dari perbuatan yang telah lalu pasti terjadi, dan oleh agama kita dianjurkan menyesalinya jika memang yang kita lakukan bertentangan dengan ajaran agama, namun agama juga melarang untuk terus meratapi semua kesalahan itu tanpa mengambil sikap apapun. 

Dalam konteks ini, menutupi dengan berbagai perbuatan positif sesuai petunjuk agama menjadi suatu sikap hamba yang terkonsep dalam terma taubatan nasuha, yakni penyesalan yang sebenarnya. 

Memenuhi masa lalu hanya dengan mengeluh dan meratapi secara terus menerus tentu bukan pilihan sikap yang bijak, kita telah difasilitasi masa kini untuk dijalani dan masa depan untuk dirancang. 

Memaksimalkan waktu yang ada dengan pelan dan pasti, menanti keajaiban dan kejutan peristiwa, menikmati semua perjalanan yang telah ditetapkan oleh Sang pengatur waktu, serta berupaya sekuat tenaga untuk tidak keluar dari lajur yang telah ditetapkan. 

Hidup di masa kini, juga akan menjadi torehan masa dan bisa dilihat dengan bahagia kelak pada masanya. Inovasi dan aneka kreativitas menjadi alat untuk mengukir jejak di atas kanvas masa real ini. 

Dan masa depan juga perlu untuk disongsong dan dirancang, namun juga tidak baik untuk dipikirkan dalam-dalam, karena hanya akan memunculkan kekhawatiran yang berlebihan. 

Rencanakan dengan baik masa yang akan kita lalui dengan senantiasa menambah kebaikan agar tidak masuk kategori manusia yang merugi atau bahkan manusia yang celaka dengan menurunnya kebaikan setiap hari. 

Sikapi masa lalu dengan istighfar, nikmati masa kini dengan hamdalah, dan songsong hari esok dengan berdoa. 

Minggu, 19 Maret 2023

MEMAKNAI MANAJEMEN WAKTU

Ada banyak pelajaran dan pengalaman menarik dari kegiatan yang saya ikuti pada seminar nasional bertajuk Society 5.0: Development Opportunities and their impact on Libraries” dan Musyawarah Nasional Asosiasi Perpustakaan Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (APPTNU) kemarin. 

Kegiatan yang digelar di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) ini merupakan kegiatan perdana saya di asosiasi kepala perpustakaan tersebut. Bahkan pembayaran keanggotaan juga baru saya bayar sesaat sebelum masuk ruangan seminar. 

Dan pada kegiatan munas tersebut, terpilihlah kembali bu Yeni Fitria Nurahman, S.IIP. dari UNUSA setelah penghitungan suara mengalahkan tiga kandidat calon lainnya dari UNISMA, UNIPDU dan UNU Jepara. 

Dalam sambutannya, bu Yeni, sapaan akrabnya, menegaskan bahwa dibutuhkan komitmen dan dedikasi tinggi untuk menggerakkan organisasi yang baru berusia bayi ini, kekompakan dari semua pengurus dan peran aktif anggota amat diperlukan untuk mendorong laju organisasi. 

Hal itu disampaikan karena pada kepengurusan sebelumnya beliau merasa bekerja sendiri, pengurus yang lain cenderung pasif untuk menggerakkan organisasi yang disahkan oleh LPTNU PBNU pada tahun 2020 di Jakarta ini. 

Sebelum demisioner, beliau juga memohon kepada semua pengurus yang akan terpilih nanti agar mau meluangkan waktu sedikit  secara berkala untuk turut memikirkan asosiasi yang fokus pada dunia perpustakaan dan kepustakawanan ini. 

Memang benar, dalam sebuah organisasi, semua organ yang ada di dalamnya harus turut berjibaku untuk menggerakkan kapal organisasi sesuai dengan bidang dan SOP masing-masing, karena pergerakan bukan hanya datang dari ketua semata, namun juga oleh semua awak yang terlibat di dalamnya. 

Selain itu, kedisiplinan dari semua anggota dalam melakukan kewajiban berupa pembayaran iuran juga perlu untuk ditingkatkan. Karena tanpa anggaran dana yang mencukupi, perjalanan organisasi ibarat mobil tanpa bahan bakar, kecuali jika jalinan sudah terbentuk dan mengakar, maka kegiatan bisa berjalan 0 rupiah. 

Bagi Perpustakaan Stai Darussalam Nganjuk, Asosiasi ini amat sangat dibutuhkan. Selain untuk menjalin silaturahmi dan link jaringan, atmosfer semangat dari pengelola perpustakaan dari Perguruan Tinggi lain diharap juga bisa menular dan menjalar ke pustakawan perpustakaan Staida. 

Semoga dengan bergabungnya Perpustakaan Staida bersama APPTNU ini dapat menjadi amunisi untuk mengembangkan Perpustakaan Stai Darussalam Krempyang Nganjuk menjadi lebih baik. 

Kamis, 16 Maret 2023

MENJADI EKSPONEN MINIMALIS

Area sudut rumah saya

Saat menempati rumah baru, saya putuskan untuk menjadi eksponen minimalis, semua prinsip yang berlaku pada gaya hidup minimalis saya implementasikan dalam rumah baru ku ini, mulai dari desain rumah, perabot, mebeler, tanaman, pakaian, makanan bahkan aktivitas kesehariannya. 

Saya merasa cocok dengan segala konsep yang diusung dari Jepang ini, namun secara eksplisit sebenarnya ajaran Islam juga menyentuh akan konsep tersebut melalui ajaran kesederhanaan dan kesahajaan. 

Menurut saya dengan menerapkan gaya hidup minimalis, bisa menghemat segalanya, waktu, tenaga, dana, dan konsentrasi. Dengan konsep itu, semua hal yang ada di sekitar kita dapat berjalan lebih efektif, efisien dan terorganisir. 

Dengan hidup minimalis, Waktu dan tenaga tidak banyak terbuang hanya dengan merawat lingkungan dan barang yang kita miliki tapi jarang dipakai. Dengan mengelola barang secukupnya, waktu bisa dialokasikan untuk hal lain yang lebih bermanfaat. 

Secara implementasi, menerapkan gaya hidup minimalis tidak semudah yang dipikirkan, butuh komitmen kuat untuk benar-benar menerapkan semua konsep dan prinsip yang berlaku,  terlebih jika kita sudah terbiasa berperilaku konsumtif. 

Setiap barang yang masuk ke rumah harus benar-benar dipertimbangkan secara fungsional, barang yang tidak terlalu penting bisa dibuang dan barang yang tingkat penggunaannya rendah bisa disimpan di tempat yang agak tersembunyi. 

Konsep yang paling saya suka dalam menerapkan gaya hidup minimalis adalah konsep less is more, di mana dengan barang yang sedikit maka di situ ada banyak kelebihan, space longgar, ruangan luas, barang mudah dicari dan yang paling utama adalah bersih. 

Setiap saat, saya memberlakukan less is more di beberapa sudut rumah saya, laci, almari, tanaman, jok sepeda, pakaian, meja belajar, meja kerja, area dapur dan juga lingkungan rumah. 

Selain menyenangkan, ada perasaan lega setelah aktivitas ini diselesaikan, kita jadi lebih menghargai setiap ruang dan space  yang ada di dalam rumah kita. Kebetulan istri dan anak ku juga gampang banget beradaptasi dengan gaya hidup ini. 

Tidak hanya di rumah, konsep minimalis juga saya berlakukan di area kerja di mana tempat saya bekerja, saking semangatnya aku, banyak kolega kerja saya yang paham dan mengerti kalau saya cenderung ke arah gaya hidup minimalis atau eksponen minimalis. 

Semangat terus mengembangkan konsep minimalis dan jangan pernah lelah, karena Allah tidak suka dengan hamba yang berlebihan. 

Selasa, 14 Maret 2023

BERMAIN HUJAN

Ia akan merengek dan diam selama apa yang diminta tidak dituruti, perilaku ini sudah saya pahami sejak lama dan menjadi pertanda jika ia sedang marah. 

Sore tadi hujan dengan lebatnya mengguyur setelah beberapa hari intensitas curah hujan yang rendah, hujan deras itu tanpa disertai dengan angin, hingga terlihat beberapa anak-anak depan rumah bermain sambil hujan-hujanan. 

Di tengah hujan deras itu, putri ku hanya melihat dari dalam rumah karena memang sudah ganti baju hendak ikut ibu kegiatan tahsin al Quran rutin setiap selasa sore. Putri dan istri saya telah siap namun belum jadi berangkat karena menunggu hujan reda. 

Hingga beberapa saat menunggu, putri saya mulai merengek minta bermain di tengah guyuran hujan, karena intensitas hujan mulai berkurang dan hujan turun dengan cukup tenang, akhirnya saya izinkan dengan catatan hanya di halaman rumah sambil masak-masakan. 

Saya awasi dari kamar tamu, kelihatannya ia cukup menikmati meski hanya sendirian, karena di lingkungan rumah mayoritas teman sebayanya adalah laki-laki. 

Biarkan ia menikmati dunia nya selama aman dalam pengawasan orang tua dan juga agar tubuhnya kebal dengan situasi dan kondisi hujan seperti ini. 

Selamat bermain sayang. 


MENJAGA KESUCIAN DI RUMAH

Rumah yang bersih dan rapi merupakan dambaan setiap orang, hal itu perlu dilakukan karena di rumah tersebut kita banyak menghabiskan waktu baik untuk istirahat maupun berkumpul dengan kelurga. Kemanapun kita beraktivitas, kembalinya tetap ke rumah. 


Sebagai seorang muslim, rumah yang standar juga harus ada tempat ibadah di dalamnya, dan dari sini, bersih dan rapi saja tidak cukup, maka suci dipersyaratkan di sana. 


Tempat ibadah di rumah bisa bermacam-macam bentuknya, ada yang ditempatkan tersendiri di ruangan khusus, ada juga yang menjadi satu di kamar hanya dengan menggelar karpet atau sajadah, bahkan juga ada rumah yang tanpa menyediakan tempat shalat secara khusus. 


Maka menjaga kesucian di rumah juga amat perlu untuk diperhatikan, karena banyak orang berasumsi yang penting bersih saja, urusan suci atau tidak jarang terpikirkan, padahal bersih belum tentu suci. 


Menjaga kesucian di rumah tidak semudah menjaga kesucian di mushalla atau masjid, karena di mushalla atau masjid aktivitasnya jelas dan pengguna juga mayoritas mengerti tata cara menjaganya. 


Namun kalau di rumah, aktivitas yang dilakukan amat banyak, apalagi kalau rumah tersebut sering dijamah tetangga atau orang luar, menjaga kesucian seolah sulit untuk diterapkan. 


Yang tidak kalah sulit nya menjaga kesucian adalah kala di rumah ada baby yang harus diasuh. Tiap sudut ruangan terasa sulit untuk menjaga kesucian. 


Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menjaga kesucian di rumah, meski sulit, minimal bisa dilakukan sebagai upaya maksimal dalam kehati-hatian menjaga kesucian. 


Kita bisa menggunakan sandal khusus untuk di lantai atas, atau alas kaki yang tidak digunakan keluar rumah, sandal tersebut hanya digunakan saat ke kamar mandi untuk ambil air wudlu atau mandi jelang shalat. 

Dan pastikan ada ruangan tertentu yang digunakan untuk shalat dan benar-benar steril dari penggunaan aktivitas apapun, kalau hanya digunakan untuk shalat, Kira-kira tidak memerlukan ruangan yang luas. 


Dengan tetap menjaga kesucian semacam ini, menjadikan kita saat beribadah di rumah dengan tenang dan nyaman.