Selasa, 31 Januari 2023

BERSUA SANG IDOLA

Pagi itu, kala turut serta menghadiri undangan salah seorang teman dosen ujian terbuka promosi doktor di Universitas Islam Negeri Sayyid Aly Rahmatullah Tulungagung (UIN SATU), tiba-tiba teringat bahwa kampus ini adalah tempat di mana tokoh literasi terkenal itu bertugas.

Akhirnya salah satu dari sudut kampus itu saya potret dan segera saya kirim ke beliau melalui WhatsApp, 4 menit terkirim beliau sudah merespon dengan memberi kabar bahwa beliau masih ada acara pembukaan KKN di Trenggalek, jam 12 siang baru ngantor.

Tepat pukul 12:09, beliau kirim WA bahwa beliau sudah di kantor, dan dipersilahkan untuk mampir ke kantor LP2M, dengan menggandeng salah satu teman mahasiswa pascasarjana di sana, saya mencari kantor LP2M, butuh waktu sekitar 15 menit setelah mencari saya tiba di depan kantor beliau.

Bak bertemu dengan seorang selebritis. rasa takjub dan gugup sempat muncul, namun sedikit mereda setalah dipersilakan masuk oleh beliau. figur yang selama ini saya kagumi lewat karya-karyanya baik buku, jurnal, tulisan di platform media sosial, web pribadi spirit literasi dan masih banyak lagi, kini dapat berjumpa langsung secara tatap muka.

Dalam perbincangan yang santai tersebut beliau menceritakan banyak hal berkaitan dengan perjalanan menulisnya, termasuk kiat-kiat serta strategi dalam membangun diri untuk gemar menulis.

Dalam obrolan hangat itu, sesekali disodorkan pada kami hasil buku yang telah diterbitkan oleh mahasiswa setiap melakukan kegiatan PPL, KKN, menghadiri seminar, konferensi dan acara besar lainnya.

Banyak pengalaman serta perjalanan yang terjal dan tidak gampang saat menggagas ide-ide yang diusung beliau dalam rangka memajukan kegiatan literasi. Hal itu sekaligus sebagai penyambuk diri saya agar tidak gampang menyerah dan cemen saat menjalani hal baru.

Tanpa terasa perbincangan kami berjalan 30 menit lebih, dan waktunya undur diri untuk menunaikan shalat dhuhur, dadan kebetulan beliau juga persiapan menguji promosi doktor pada sesi ke 4.

Sebelum pulang satu buku karya beliau diberikan kepada saya sebagai kenang-kenangan berjumpa dengan beliau sekaligus sebagai spirit untuk saya agar terus menulis secara konsisten.

Dari perjumpaan dan obrolan tersebut, setidaknya ada beberapa hal yang bisa saya tangkap dan anggap sebagai kiat-kiat dalam menulis, yaitu:

1. Komitmen
Banyak di antara orang yang produktif menulis justru datang dari orang yang memiliki kesibukan tinggi. Dan di tengah kesibukan itu seorang penulis harus benar-benar berkomitmen kuat untuk menyelesaikan target. Tanpa komitmen yang kuat, sebuah karya tulisan tidak akan pernah jadi.

2. Manajemen waktu
Aktivitas menulis berkaitan erat dengan kerja pikiran, dan pikiran akan benar-benar bekerja maksimal kalau dalam kondisi stabil, fresh dan bertenaga. Pengelolaan waktu untuk menulis dengan memperhatikan kinerja pikiran amat diperlukan.

Hal ini dipraktikkan beliau dalam kesehariannya, Beliau mengambil waktu menulis biasanya pukul 03:30 sebelum shubuh, dan akan disempurnakan di sela-sela senggang kesibukannya. Beliau jarang menulis di waktu malam karena selain energi sudah banyak terkuras seusai bekerja seharian, waktu tersebut dimaksimalkan untuk istirahat dan quality time bersama keluarga.

3. Bebas mengejar materi
"Jika ingin kaya, jangan menjadi penulis". Kata-kata ini kerap menghiasi di banyak media sosial jika tema kajiannya tentang menulis. Dan banyak pemula yang mundur teratur setelah melihat jargon ini, kondisi semacam ini dapat mengidentifikasi motivasi utama ia menulis.

Keinginan untuk menjadi kaya "hanya" karena menjadi penulis harus benar-benar dilupakan, namun, kata beliau, rezeki itu seperti karambol, jika konsisten menulis, maka rezeki tidak datang dari hasil royalti penjualan buku, namun dari dampak dari kita menulis, diundang seminar, bedah buku, menjadi terkenal dan privilege lainnya.

Beliau berkisah, pernah "didzolimi" oleh salah satu penerbit X dengan tidak pernah memberikan royalti meski buku tersebut banyak terjual, namun dari buku tersebut, melalui jalur lain, beliau mendapatkan kesempatan besar untuk diundang di salah satu kampus ternama di Jawa Timur.

4. Menulis saja
Kiat terakhir, ini yang menjadi pamungkas. Jika ingin menjadi seorang penulis andal, lakukan tiga hal ini, menulis, menulis, dan menulis.

Menulis lah tanpa embel-embel apapun, tulis semua hal berkaitan dengan kehidupanmu seperti riset, perjalanan, pekerjaan, perenungan, prestasi seseorang dan masih banyak lagi objek lainnya.

Menulis sebenarnya merupakan hal mudah dan sederhana, karena tahapannya hanya pada 3 aktivitas ringan yaitu menulis, koreksi, perbaiki, selesai, dan tulisan siap untuk dipublish, iya segampang itu.

Semoga perjumpaan dengan beliau, dapat menambah spirit menulis saya sekaligus tambahan jaringan silaturahim. Amin.
@myh