Senin, 18 Desember 2017

Mencetak Jejak Pertamaku



Bismillah.
hari ini penulis mengikuti angan-angan yang mengganjal selama ini, penyaluran tentang hobi menulis yang sebelumnya belum memiliki wadah resmi dan hanya dapat penulis salurkan pada group WA yang penulis miliki, terkadang penulis merasa khawatir terhadap respon anggota group yang penulis kirim, mungkin ada yang jengkel dan murka kala ada yang mengupload tulisan seperti cakar ayam, susah dipaham, ngelantur dan tidak bisa ditemukan kesimpulannya. ah biarlah, abaikan itu semua yang belum tentu kebenarannya, gumam penulis dalam hati untuk menghibur diri.

Sebenarnya beberapa teman pernah menyarankan kepadaku untuk menulis di blog saja, namun karena kesibukan (yang belakangan penulis rasakan hanyalah sebagai alasan saja) menulis di blog seolah menjadi mustahil, selain belum memiliki blog secara pribadi, penulis juga belum mampu untuk mengoperasikannya.
Setelah mengalami pergulatan penuh, ahirnya penulis memutuskan untuk belajar membuat blog secara outodidak, dan akhirnya jadi juga, seperti yang ada saat ini.
keinginan penulis untuk menjadi seorang penulis di blog (blogger) sebetulnya mulai muncul setelah banyak mencari cara atau tutorial membuat blog, tapi ternyata terbawa pada blog milik beberapa blogger yang memiliki latar belakang yang bergam dan menarik menurut penulis, ada yang berasal dari keprihatinan seorang guru kepada dunia bloger, ada yang memilih resaind dari jabatan karyawan kantor yang cukup mapan sehingga beralih menjadi blogger penuh waktu dan motif blogger lainnya yang cukup menginspirasi penulis, untuk menyemangati kegemaran menulis, penulis bahkan sampai memasang poter tulisan yang lumayan gede yang ditempel di tembok untuk menyemangati penulis setiap hari, penulis yakin, pada suatu hari akan terwujud mimpi untuk menjadi bagian dari blogger Indonesia.
beberapa hal yang memotifasi penulis untuk menjadi seorang penulis pernah dilakuakna, diantataranya:
Membca Web
Banyak web yang aku kunjungi untuk mencari tips menjadi seorang penulis pemula, namun semua isinya sama, kalau ingin mejadi seorang penulis harus banyak latihan, latihan dan laihan, dan sesegera unutk menulis, tidak hanya membaca kiat-kiatnya saja, hanya dengan itu kemampuan menulis akan terasah, selain dituntut peka terhadap segala hal yang ada di sekitar kita, benyak membaca buku juga harus rutin untuk dilakukan,
Berlangganan Email
Penulis pernah terbawa pada suatu web yang kemudian di dalam web tersebut ditawarkan untuk bergabung, peserta akan diberikan materi secara rutin dan berkensinambungan via email, penulis tertarik dalam rangka untuk memotifasi semangat menulis, dan langsung mendaftarkan diri, karena kemauan menulis mengalami fluktuatif,  email yang pernah dimasuki sampai tidak ingat nama tutor dan juga alamat webnya, namun semua materi via email yang dikirim selalu terbaca dan berupaya untuk penulis kembangkan dan lakukan.
Mencari Tokoh Idola
Dalam seuah  buku, penulis pernah membaca bahwasannya untuk menyemangati apa yang menjadi keinginan kita, kita harus mencari idola yang dapat menjadi penyemangat dari idola kita, apa yang ia lakukan bersegera untuk diikuti jejak-jejaknya, yang pernah ia lakukan juga harus kita ikuti kalau ingin menjadi seperti mereka, tatkala kemalasan dan semangat menurun, kita perlu untuk memandangi profil serta prestasi-prestasi mereka, sehingga kesemangatan menulis kita akan muncul kembali, memang sebagai penulis pemula kita pasti akan mengalami semangat yang naik turun, ketidak setabilan tersebut merupakan hal yang biasa dan banyak dialami oleh penulis pemula lainnya, apalagi kalau ditengah-tengah penggarapan ide bagus dan fresh saat awal tiba-tiba mati gaya ditengah-tengah, aduh .... rasanya ingin meninggalkan hobi ini deh ...
Wallahua'lam

Minggu, 17 Desember 2017

Menyibak Hikmah Dibalik Tradisi Tahlil


    Terdapat banyak kegiatan yang berlaku di tengah-tengah masyarakat nahdliyin yang sampai saat ini masih dilestarikan, diantaranya adalah ritual tahlil, kegiatan khusus yang rutin dilaksanakan setiap malam Jumat dan yang bersifat insidentil kala ada hajat-hajat tertentu, ses-sesi kirim doa pada hari ke-7, ke-40, ke-100 hari kematian atau tepat setahunnya (haul), sepasaran, pernikahan bahkan kini mulai mewabah pada kegiatan ulang tahun.
      Tahlil terlaksana dengan cara shohibul bait atau pemilik hajat mengundang beberapa orang tetangga ke rumah untuk diminta membacakan kalimat-kalimat thayibah yang dipimpin oleh tokoh agama setempat atau imam yang telah ditunjuk oleh pemilik hajat, dan setelah acara selesai ditutup dengan acara ramah tamah sekaligus pemberian sedekah kepada peserta jamaah berupa sepaket nasi komplit beserta sayur dan lauknya, tak ketinggalan sekotak aneka jajanan dan snack.
       Walupun kini pelaksanaan tahlil sudah jarang dilakukan di daerah urban, akan tetapi di kampung-kampung masih banyak dijumpai aktifitas yang kini mulai diusik oleh kelompok-kelompok tertentu karena dianggap bid’ah, tidak berdasar atau mengada-ada, Rasulullah tidak pernah melakukan aktifitas tersebut, hujjah mereka, sungguh naif, padahal andai kegiatan tersebut kita telisik lebih dalam, memiliki beragam hikmah dan manfaat, diantaranya adalah;
Media kirim doa
       Diantara alasan banyak muslim nahdliyin tetap melestarikan tahlil adalah dikarenakan mereka memiliki hajat yang ingin tersampaikan, yaitu mengirim doa pada orang tua, famili atau kerabat yang telah wafat, karena diyakini salah satu media yang digunakan adalah dengan melakukan ritual tersebut, terkadang doa yang ingin disampaikan tidak hanya pada orang yang telah meninggal, tapi juga tujuan-tujuan lain seperti percepatan pencarian pekerjaan atau jodoh, pembukaan acara-acara besar dan acara lain yang pada intinya adalah media untuk penyampaian pahala dari kebaikan pembacaan kalimat-kalimat tayyibah yang telah terangkai dalam susunan ratib tahlil.
Sarana penyalur sedekah
       Selain untuk pengiriman doa, tahlil juga digunakan untuk sarana penyaluran sedekah, jamuan yang dilakukan oleh pemilik hajat tentunya digunakan untuk penghormatan kepada orang-orang yang telah diundang, selain untuk “mengganti” kerelaan mereka untuk hadir dan keikhlasan mereka dalam pembacaannya, penyaluran hidangan konsumsi juga memiliki nilai sedekah yang lagi-lagi pahala dari sedekah tersebut juga akan disampaikan pada tujuan diadakannya tahlil tersebut.
       Tingkat besarnya pahala yang tersampaikan akan menyangkut kualitas dari keikhlasan berbagai pihak, antara pemilik hajat, imam tahlil dan tentunya peserta jamaah, pemilik hajat dituntut keikhlasannya untuk ditempati dan pengeluaran sedekahnya, sang imam dituntut keikhlasannya dalam memandu acara mulai dari awal hingga selesai, dan peserta jamaah dituntut keikhlasannya untuk mengikuti imam dalam pelafalan bacaan-bacaannya, tentu hal ini akan menghasilkan mutu keikhlasan yang beragam, selain latar belakang, mereka juga memiliki tujuan-tujuan yang beraneka ragam.
Tempat bersosialisasi
       Orang-orang yang terbiasa mengikuti kegiatan rutinan tahlil dapat dipastikan memiliki sifat sosial yang tinggi, intensitas pertemuan antar peserta menghantarkan mereka pada label manusia sosial, ajang sharing tentang berbagai topik, mulai dari obrolan ringan sampai pada yang tergolong berat seperti pekerjaan, pendidikan, kasus aktual, dan isu-isu hangat lainnya, semua tertumpah ruah dalam satu kegiatan tersebut, peserta yang memiliki tipikal introvert, pendiam, pemalu atau individual level atas bisa mengasah jiwa sosialnya melalui kegiatan ini, karena mau tidak mau mereka akan berbaur menjadi satu dengan peserta yang lainnya pada sesi-sesi pra atau setelah acara.
Wadah organisasi 
       Selain memiliki kelebihan sebagaimana tersebut di atas, kegiatan tahlil juga identik dengan kegiatan organisasi, struktural kepengurusan yang menjadi ciri khas organisasi juga terbentuk di dalamnya, mulai dari ketua atau pimpinan jamaah, sekretaris, bendahara dan humas, jamaah-jamaah tersebut juga memiliki uang kas yang dapat digunakan untuk kepentingan organisasi itu sendiri ataupun kegiatan sosial lain di luar organisasi. rapat atau musyawarah antar pengurus dan anggota juga sering dilakukan baik bersifat rutin maupun kondisional, mereka memiliki peran-peran tersendiri dalam menjalankan roda organisasi tahlilan tersebut.
Survivor kultur
       Kegiatan tahlil yang berfungsi sebagai media pengiriman doa dengan pembacaan ayat-ayat dan kalimat-kalimat thayyibah yang telah berlaku merupakan warisan para ulama penghulu kita, kita sebagai penerus tentunya harus bisa melestarikan serta menjaganya agar tidak tergerus oleh masa dan generasi, pelaksanaan secara rutin merupakan bentuk apresiasi kepada para ulama yang tidak mudah dalam merintis kegiatan dimaksud. Kita juga harus bisa mengajarkan kepada generasi penerus kita sejak mereka belia, dengan cara diperkenalkan kapada tradisi tersebut, entah dengan mengajak mereka saat acara-acara tertentu atau dengan memberikan penjelasan kepada mereka tentang manfaat serta kegunaannya. Sehingga mereka terjaga dari faham-faham yang mengatakan kalau tahlil merupakan perbuatan sesat.
Bukti penghormatan
       Sebagaimna disampaikan dimuka, bahwasannya acara tahlil biasanya dengan mengundang tetangga sekitar atau kerabat dekat, dengan cara ini pelatihan serta pembuktian tentang toleransi antar tetangga memang benar-benar terasah, karena pada waktu tertentu giliran kita yang undang mereka untuk acara sejenis, kehadiran kita untuk memenuhi undangan merupakan sebuah penghormatan yang tiada tara, karena memang tujuan utama dari kegiatan tersebut adalah dengan mendatangkan kita untuk dimintai kerelaannya membacakan ratib tahlil untuk hajat mereka.
       Dengan demikian, mengapa kita masih ragu serta goyah ketika ada beberapa kelompok yang menghujat kalau tahlil adalah sesat, bid’ah dan amalan yang tidak diajarkan Nabi, padahal dibalik aktifitas tersebut tersimpan sarat hikmah dan kemanfaatan yang dapat dipetik oleh banyak orang. wallahua’lam. Yusuf Hamidi, (e-mail : zusuv.hamidi@gmail.com)

Minggu, 16 Juli 2017

Tak ada yang Ingin Menjadi Pemalu


        Dalam kehidupan social bermasyarakat, terdapat beragam karakter dan sifat yang dimiliki manusia, ada yang supel, pendiam, ceria, melankolis, ekstrovert, introvert dan tipikal-tipikal lainnya, diantara yang termasuk bagian dari itu adalah sifat pemalu yang dimiliki seseorang.
       Memang, banyak nilai kurang yang dimiliki seseorang dengan karakter pemalu walaupun terdapat juga kelebihannya, akan tetapi dalam pergaulan sehari-hari, individu ini selalu di posisi buncit dan terbelakang, hal itu bisa dipandang baik dari orang lain maupun si empu itu sendiri.
       Prespektif orang lain menganggap seorang pemalu adalah tipikal orang yang sulit untuk diajak berkomunikasi, kurang menyenangkan dan kurang bisa mencairkan suasana, tidak pernah mengawali pembicaraan dan hanya menjawab dengan jawaban sepotong-sepotong dan garing, sehingga saat diajak bekerja secara tim sangat menyulitkan yang lain, rekan yang bertipe ekstrovert terkesan menjauh dengan mereka karena kurang adanya kecocokan.
       Prespektif si empu beragam, ada yang tidak nyaman dengan karakter demikian dan mencoba untuk berubah serta keluar dari kungkungan sifat pemalu, ada juga yang menikmati karakter pemalu tersebut dan tiada upaya untuk keluar dari zona aman tersebut. kajian tentang individu yang kedua dianggap tidak perlu karena bagaimanapun ia tetap kukuh dengan sikap bawaannya tersebut, gejala muncul saat berfokus pada individu pertama, yakni pemilik sifat pemalu akan tetapi ada upaya untuk berubah karena mungkin ia merasa banyak sekali keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi, banyak kesempatan dan peluang yang terlewatkan hanya karena malu, ada beberapa alternative kegiatan yang bisa digunakan untuk melatih sikap berani :
1.    Gabung pada kegiatan organisasi
     Salah satu cara mengembangkan sikap berani adalah bergabung dengan kegiatan organisasi, walaupun pada awalnya hanya sebatan ikut-ikutan sebagai anggota tanpa terlibat dalam struktural kepengurusan, momen ini dapat dijadikan sebagai teladan atau model karakter yang perlu untuk diikuti dan dicontoh. Amati serta sedikit demi sedikit praktekkan segala sikap dan action para pimpinan dalam organisasi tersebut dengan tetap semangat untuk belajar.
2.    Terlibat dalam team work
     Prinsip kerja team work adalah semua menjadi anggota, semua menjadi pelaksana, walupun tetap diangkat kapten didalamnya, dengan mengikuti aktifitas semacam ini, semua karakter akan terasah karena keutuhan tim sangat dibutuhkan, sehingga sikap pemalu tanpa tersadar akan terkikis. Dan sedikit demi sedikit melalui proses keberanianpun akan mulai tumbuh.
3.    Mencari tokoh idola
     Tentukan tokoh yang dapat memberikan inspirasi, pelajari apa tindakan-tindakan yang mereka ambil ketika berhadapan dengan situasi yang sama, dan jangan lupa untuk mempraktekkan dalam segala aktifitas sehari hari. Tokoh yang baik bisa diikuti sisi positifnya, dan tokoh yang buruk juga bisa dicontoh untuk tidak diikuti, karena siapapun orang yang ada disekitar kita pasti ada kelebihan yang dapat kita suri tauladani.
4.    Banyak baca buku pengembangan diri
     Banyak sekali buku-buku yang bertemakan pengembangan diri, perbanyak referensi tentang buku senada, dan sekaligus mempraktekannya, selain memperluas wawasan, manfaat dari membaca buku ini pun banyak sekali, apalagi kalau tema yang sama dibaca secara intens, maka bisa jadi proses itu akan mambawa kepada ke-expert-an.
5.    Jaring saran dan kritik
     Jangan mudah marah kala hujatan dan kritikan datang menerpa, pelajari apakah benar vonis yang diberikan, kalau memang benar, segera tentukan langkah untuk memperbaikinya, namun jika tidak benar, klarifikasi dan buktikan kalau tuduhan itu tidak benar, kadang kala memang tanpa tersadar banyak aktifitas dan prilaku kita yang kurang baik dan memberikan rasa tidak nyaman kepada orang lain, nah orang lain merupakan kaca cermin yang cocok untuk melihat balik bagaimana sebenarnya perangai kita, meski tidak semua tuduhan yang dilontarkan kepada kita semuanya benar, minimal bisa kita jadikan bahan masukan, sikapi degan bijak, hanya ada dua pilihan dan itu semuanya terserah kita, batu yang mengahalang bisa dijadikan sandungan dan kita terjatuh atau jadikan batu loncatan untuk kita tumbuh.
6.    Dipaksa
     Setelah langkah-langkah diatas dilampaui. Core dari itu semua adalah praktek, praktek dan praktek, karena karakter pamalu berkaitan erat dengan sebuah tindakan nyata, perlu adanya pemaksaan untuk menjalankan aksinya, memang terkadang sulit dan tidak nyaman pada fase awal, akan tetapi ketidak nyamanan tersebut meruapakan efek dari perubahan sikap pemalu menuju pemberani dan supel. Wallahua’lam

Nepotisme yang tak Kolusi

          Dalam interaksi sehari-hari, masyarakat Indonesia seolah tidak pernah terlepas dari kegiatan penyimpangan, tindakan yang tidak sesuai dengan prosedur seolah-olah sudah menjadi sego jangan disekitar kita, baik di lingkungan rumah, sekolah, tempat kerja terlebih di lingkungan birokrasi pemerintah.
            Dalam kenyataannya, kejadian semacam itu banyak kita jumpai di sana sini, ingin masuk perusahaan kalau tidak ada orang yang dikenal di dalamnya bisa dipastikan tidak akan bisa masuk kecuali dengan menggunakan media pelicin berupa uang, rangkaian proses perekrutan pegawai berupa tes, wawancara dan lain sebagainya hanya bersifat formalitas belaka, masuk sekolah bonafid, banyak yang mengandalkan kongkalikong antara pihak penyelenggara dengan orang tua, jika ada rekan, teman, sahabat atau saudara didalamnya, dapat dipastikan akan dengan lancer masuk didalamnya. Dan masih banyak praktik-praktik serupa lainnya.
            Berbagai pihak sudah merasa terbiasa dengan praktek demikian, kalau tidak menginginkan keluar uang dalam rangka kolusi dengan menyogok petugas, berarti harus memanfaatkan kecurangan lainnya yaitu nepotisme, hal itu ditempuh jika terdapat beberapa orang terdekat di obyek yang dituju. Dalam artian meninggalkan kolusi dan beralih ke praktek nepotisme.
            Hal demikian ditempuh demi dan untuk kepentingan masing-masing, karena jika pilihan itu tidak diambil, maka tujuan-tujuan dari kedua belah pihakpun tidak akan tercapai, ibarat kata menjalankan praktek simbiosis mutualisme yang berkonotasi negatif, sama-sama saling menguntungkan, pihak luar berharap bisa diterima dengan mudah dan pihak dalam menjalankan jabatannya demi mendapatkan ceperan dari pihak luar selain gaji pokok, jadi ada transaksi setuju sama setuju didalamnya.
            Pertanyaan mengemuka, mengapa alternatifnya hanya dua?, kolusi atau nepotisme. mengapa tidak dimunculkan pilihan berganda lainnya, dengan kompetensi misalnya, atau dengan kejujuran serta loyalitas yang solid, komitmen yang tinggi juga bisa dimasukkan dalam daftar berikutnya, tapi lagi-lagi masyarakat lebih banyak yang memilih dengan pembatasan alternative dua diatas, karena apa?, karena hanya ada satu jawabannya, tidak mau sulit dan susah menjalani prosesnya, enggan mengasah kemampuan yang mungkin juga banyak mengeluarkan upaya, daya, waktu dan dana. maunya instan, mudah, ekonomis, tidak keluar keringat dan tidak ribet.
            Kalau sudah demikian, sangat sulit rasanya mengentaskan negeri ini dari praktik menyimpang, kebiasaan ini seolah sudah mendarah daging pada semua lapisan masyarakat. Butuh komitmen bersama untuk menghilangkan praktek tidak terpuji ini, kalau semua bisa berkooperasi dengan baik, maka kemurnian perbuatan serta kebersihan tindakan merupakan sebuah keniscayaan. Wallahua’lam.


Aku Rindu Bapak



Over Protective
          Sebenarnya aku muak dengan segala aturan rumah yang dibuat oleh Bapak, walau tak tertulis, tapi semua anak-anaknya harus mengikuti kode etik itu semua, aku, adik perempuanku dan si bungsu, kerap kali aku menangis sesenggukan di kamar seorang diri, merasakan “kejam” dan ketatnya aturan rumah, secara itu semua bertentangan dengan kebiasaan dan karakter lazimnya anak ABG seusiaku, penuh hormon dan hobi berkumpul sama teman-teman sebaya. Pernah suatu hari aku tanya motif dibalik itu semua, “kamu akan mengerti sendiri kelak” jawabnya dengan dingin, pengekangan yang menurutku terlalu, banyak membuat aku menjadi pribadi remaja yang tertutup, kuper dan jadul kala berkumpul dengan teman-teman setelah shalat berjamaah di musholla samping rumah, kadang untuk menghibur itu semua aku hanya mengeluh pasrah dalam hati, semoga ada hikmah di balik ini semua ….
Single parent
        Sepeninggal ibu, Bapak berjuang sendirian mengasuh dan membesarkan anak-anaknya seorang diri, aku yang masih duduk di kelas lima SD masih terlalu kecil untuk bisa diajak bersama memenuhi segala kebutuhan keluarga, dengan profesi sebagai petani yang menggarap sawah 1 lokasi yang tidak cukup luas, Bapak mencoba untuk menutup dan memenuhi semua kebutuhan kami sekeluarga, mulai dari makanan, pakaian dan pendidikan, masih sangat teringat jelas ketika Bapak hendak pergi ke sawah menyempatkan diri untuk membuat sarapan untuk kami semua ala kadarnya sebagai bekal untuk berangkat sekolah, dengan alasan agar uang saku sekolah tidak terlalu banyak, kadang adik juga marah-marah menghadapi keadaan ini, tapi aku mencoba untuk membujuknya, Bapak hanya terdiam merasa tak kuasa untuk memberikan lebih kepada anak-anaknya, aku cukup mengerti dengan kondisi kelauarga saat itu, sehingga aku bisa legowo menerima keadaan ini, semoga ada hikmah dibalik ini semua ….

Menjunjung pendidikanku
          Walau beliau tidak pernah mengenyam dunia pendidikan tingkat lanjutan, tapi layaknya seorang Bapak pada umumnya, beliau memiliki harapan besar untuk menyekolahkan anak-anaknya ke tingkat yang paling tinggi, terbukti sampai saat ini saya tengah mengenyam dunia s2 dan si bungsu bulan ini diwisuda s1, hanya adik perempuan saya saja yang berakhir di pendidikan setingkat SMA, selain kurang minat, ia juga keburu menikah dengan lelaki yang dikenalnya selama sekolah, Bapakpun menentukan target pada adik perempuanku, harus lulusan pesantren, karena memang aku dan si bungsu setamat SD langsung dimasukkan Bapak ke pesantren walau sebenarnya kami agak keberatan. Tapi untuk adik perempuanku memang kurang berminat melanjutkan ke dunia pesantren, jadi minimal menantu Bapak yang harus jebolan pesantren agar bisa membina adik perempuanku. semoga ada hikmah dibalik ini semua ….

Bangga dengan kesuksesanku
          Walau kadang menjengkelkan, sikap Bapak yang lebay ketika prestasi yang kuperoleh aku ceritakan ke beliau, dengan maksud untuk mencari arahan dan sekedar sharing ke beliau sebenarnya, tapi Bapak selalu menceritakan keberhasilan itu ke orang-orang disekitarnya dan aku melihat ada perasaan bangga di raut wajah Bapak kala dengan ekspresif menceritakan kesuksesan yang aku capai, tidak berlebihan memang, secara seorang petani kampung yang berpendidikan rendah tapi bisa menyekolahkan anak-anaknya yang terbilang cukup tinggi seukuran lingkungan desa tempat kami tinggal. Inikah hikmah dibalik semua peristiwa itu …

Kini telah jauh
          Kini aku tak serumah lagi dengan Bapak, Bapak sekarang tinggal berdua dengan ibu tiriku, adik perempuanku juga sudah memiliki rumah sendiri, adik bungsuku juga masih menetap di asrama pesantrennya, setiap bulan aku sempatkan untuk menjenguknya dan mengobati rasa kangennya pada putriku, cucu keduanya. Beliau kelihatannya sudah puas dan lega karena telah membekali anak-anaknya tidak dengan harta berlimpah, tapi dengan ilmu-ilmu yang beliau berikan lewat pendidikan di sekolah sebagai manual book menapaki mahligai rumah tangga dan kehidupan kita, inilah hikmah dari kejadian peristiwa yang pernah Bapak ajarkan dan tetapkan kepada kami semua ….
          Bapak … aku akan selalu merindumu dengan sepuluh kekuranganmu dan berjuta kelebihanmu, I love u forever my dad ….

4 Sayuran Berasa Daging

     Berawal dari anggapan bahwa vegetarian dapat membantu program pelestarian lingkungan hidup dan kesejahteraan hewan, karena mereka hanya mengkonsumsi sayur- sayuran. Mengkonsumsi sayuran juga lebih sehat, panjang umur, bahkan awet muda, juga terhindar dari penyakit jantung, Kendati masih mungkin mengonsumsi produk olahan hewan seperti keju, telur atau susu. Karena dengan meminimalisir atau menghilangkan daging sama sekali bisa mengurangi potensi tertular berbagai jenis penyakit kronis terutama kanker.
       Kini, Vegetarian tidak hanya sebagai sebuah tren namun juga telah dianggap sebagai gaya hidup yang telah dipilih oleh para vegan. Hal inilah yang memunculkan pertanyaan bagi sebagian kalangan mengapa mereka memilih “puasa daging” dan menjadi vegetarian padahal masih banyak makanan non vegetarian yang enak?
       Diberbagai kasus, orang India yang mayoritas beragama Hindu menjadi vegetarian karena alasan agama mewajibkan para umatnya untuk menjauhi makanan yang berasal dari hewan. Selain itu, nilai-nilai tradisi India juga mengajak warganya untuk melindungi pelestarian hewan dengan tidak mengonsumsinya secara berlebih.
       Dikarenakan keharusan untuk mengkonsumsi sayuran saja setiap hari, kadangkala muncul sifat bosan untuk mengkonsumsi itu-itu melulu, dan dalam mengkreasikan sebagai upaya penghilang rasa jenuh, kini variasi masakan vegetarianpun berkembang tidak hanya menggunakan sayuran sejenis sebagai bahan utama untuk memasak, namun juga bisa berupa hasil olahan tepung yang dapat membentuk semacam daging-dagingan seperti daging asli. Daging vegetarian ini ditujukan untuk membantu proses adaptasi pemula yang akan menjalani diet vegetarian sekaligus sebagai penumbuh selera makan lanjutan.
       Sayur yang cocok untuk diolah menjadi masakan dengan rasa daging merupakan salah satu cara untuk membantu para vegetarian kala perasaan bosan mengkonsumsi sayuran mendera, berikut sayuran yang bisa diolah dengan rasa daging, hemm. Yummy..


1.    Jamur
       Siapa yang tidak kenal dengan jamur? Tanaman yang tidak memiliki zat hijau daun ini, kini sudah banyak dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia. Selain rasanya lezat, jamur juga kaya akan kandungan nutrisi yang baik bagi kesehatan tubuh.
       Jamur sebagai pengganti daging merupakan solusi tepat, terlebih bagi vegetarian atau yang sedang menjalankan diet. Untuk mencegah penyakit kolesterol tinggi, harus dihindari mengkonsumsi makanan yang mengandung kalori tinggi diantaranya adalah daging. Namun jika disarankan untuk menghindari daging, Kita bisa menggantinya dengan tanaman yang memiliki banyak jenis seperti kikik, tiram, khamir, bulan dan lainnya ini.
       Rasa jamur pun tidak kalah lezatnya jika dibandingkan dengan daging. Oleh karena itu, kita bisa memanfaatkan jamur sebagai pengganti daging agar tubuh terhindar dari berbagai macam penyakit yang berhubungan dengan kalori tinggi. Jamur juga sangat cocok untuk dimasak sebagaimana layaknya daging seperti krispy, kentucy, semur, sate dan olahan-olahan lainnya, teksturnya yang kenyal membuat jamur serasa daging sungguhan.
2.    Rebung / Tunas Bambu
       Rebung merupakan sejenis kecambah yang tumbuh keluar di sekitar tanaman bambu. Tunas muda bambu ini dapat dijadikan salah satu alternatif bahan makanan sehari-hari. Tanaman yang berasal dari hutan tradisional di China selama lebih dari 2.500 tahun ini tidak hanya lezat tapi juga kaya akan nutrisi seperti protein, asam amino, lemak, gula dan garam anorganik yang menghantarkannya terdaftar sebagai salah satu makanan kesehatan terpopuler dunia.
       Raja Sayuran hutan, begitu orang jepang menyebutnya selain digunakan sebagai isi lumpia, rebung juga sering digunakan sebagai bahan sayur untuk masakan khas Jawa Tengah. dan kini rebung juga dapat diolah untuk berbagai macam bahan makanan olahan berbahan dasar rebung seperti tepung rebung yang memiliki kandungan pati yang cukup tinggi, cuka rebung, keripik rebung, rebung beku, dan asinan rebung. Bahkan rebung juga bisa diolah sedemikian rupa hingga memunculkan kekenyalan tertentu menyerupai tekstur daging, hal itu juga bisa menjadi alternative lain sebagai pengganti daging.
3.    Brokoli
       Brokoli adalah tanaman sayuran yang terkategori jenis kubis-kubisan atau Brassicaceae, Brokoli berasal dari daerah laut tengah dan sudah sejak masa Yunani Kuno dibudidayakan. Sayuran ini masuk ke Indonesia sekitar 1970-an dan kini cukup populer sebagai bahan pangan
       Sayuran yang memiliki nama Brassica Oleracea L. Kelompok Italica ini merupakan tanaman yang hidup pada cuaca dingin dan lebih mirip dengan kembang kol, sebagai sayuran, tanaman yang memiliki kebaikan berupa kalsium dan vitamin K yang tinggi membuat sayur brokoli juga sangat baik untuk kesehatan tulang. Cara mengolahnya umumnya direbus digunakan lalapan dengan memakannya secara langsung setelah dibersihkan, namun cara terbaik mengolahnya adalah dengan cara dikukus, hal ini bertujuan agar aneka vitamin dan nutrisi penting di dalamnya tidak hilang selama proses pemasakan.
       Sebagaimana kebanyakan sayuran lainnya, brokoli juga ampuh sebagai pelancar pencernaan, manfaat lain dari sayuran ini salah satunya adalah untuk diet, meski pada dasarnya sayuran ini agak mengandung lemak, sayuran jenis ini juga bisa diolah sebagaimana daging dengan digoreng crispy, rolade, balado, semur dan masakan sejenis lainnya yang bisa menciptakan cita rasa daging.
4.    Lompong / Batang Talas
       Talas merupakan tumbuhan penghasil umbi yang cukup penting. Tumbuhan ini diperkirakan berasal dari Asia tenggara atau Asia tengah bagian selatan, talas diduga telah dibudidayakan manusia sejak masa purba, bahkan sebelum padi ditanam orang, Kini talas telah menyebar ke berbagai belahan dunia, termasuk India, Cina, Afrika Barat dan Utara serta Hindia Barat dan di Indonesia, talas populer ditanam hampir di semua daerah.
       Banyak bagian yang dapat diambil manfaatnya dari tanaman yang memiliki banyak nama ini, umbi, daun bahkan batangnya, atau yang dikenal dengan sebutan lompong, ya  lompong adalah batang talas yang banyak dimanfaatkan masyarakat lokal sebagai bahan masakan sayur. Dan ternyata tekstur lompong jika dimasak dengan cara pengolahan yang pas dan tepat akan menghasilkan tekstur kenyal layaknya olahan daging, karena itu banyak masyarakat yang mengolah batang keladi ini untuk menjadi alternatif pengganti daging.
       Beberapa sayuran di atas merupakan jenis sayuran yang bisa dijadikan alternative lain dari mengkonsumsi daging, terutama bagi mereka-mereka yang menghindari makan berkalori tinggi. Selain sehat dan sangat baik untuk dikonsumsi. Rasanya juga tak kalah enaknya dengan daging aslinya. Semoga artikel ini bermanfaat.