Rabu, 27 Desember 2023

MENJAGA KOMITMEN DAN KONSISTENSI

Menjaga komitmen dan konsistensi merupakan fondasi kunci dalam meraih kesuksesan dan mencapai tujuan yang diinginkan. Ketika kita menetapkan suatu komitmen, kita sebenarnya menumbuhkan dasar yang kokoh bagi perjalanan kita menuju impian dan aspirasi. Komitmen mencerminkan tekad dan keinginan yang kuat untuk bertahan di tengah rintangan dan menghadapi tantangan.

Komitmen bukanlah sekadar janji kepada orang lain, tetapi juga kepada diri sendiri. Ini adalah ikatan moral dan emosional yang mendorong kita untuk terus maju, bahkan ketika perjalanan menjadi sulit. Dalam menghadapi rintangan, komitmen menjadi sumber kekuatan yang memberi kita dorongan ekstra untuk tidak menyerah.

Namun, komitmen saja tidak cukup tanpa konsistensi. Konsistensi adalah langkah berulang yang diambil setiap hari menuju cita-cita. Ini melibatkan pengulangan tindakan positif dan keputusan yang mendukung visi kita. Dengan konsistensi, kita menciptakan kebiasaan yang memperkuat komitmen kita. Sebuah pepatah mengatakan bahwa "kebiasaan adalah sahabat terbaik atau musuh terburuk kita," dan konsistensi adalah kunci membentuk kebiasaan positif.

Dalam perjalanan mencapai tujuan, kita akan diuji oleh waktu, godaan, dan hambatan yang mungkin muncul. Namun, dengan menjaga komitmen dan konsistensi, kita membangun pondasi yang tidak dapat digoyangkan. Setiap langkah kecil yang diambil secara konsisten membawa kita lebih dekat menuju puncak kesuksesan. Saat kita konsisten, kita juga mengasah disiplin diri dan ketekunan, dua hal yang sangat diperlukan dalam mencapai prestasi besar.

Ingatlah, setiap hari adalah kesempatan baru untuk menjaga komitmen dan konsistensi. Jangan biarkan kegagalan kecil atau godaan menghalangi langkah-langkah kita. Sebaliknya, lihatlah setiap tantangan sebagai peluang untuk tumbuh dan mengukir jalan menuju keberhasilan. Dengan mempertahankan komitmen dan konsistensi, kita membangun kebiasaan positif yang akan membimbing kita melintasi garis finish pencapaian impian kita.

Minggu, 03 September 2023

BERMALAM DI WONOSOBO



Bermalam di Wonosobo adalah pengalaman yang unik dan menarik untuk siapa pun yang ingin merasakan pesona kabupaten ini di Jawa Tengah. Wonosobo, yang terletak di bawah kaki Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing, memiliki cuaca sejuk sepanjang tahun dan awal September 2023 menjadi tuan rumah acara Silatnas Muadalah Salafiyah se-Indonesia.


Acara ini diadakan di dua pondok yang tak hanya berdekatan, tetapi juga berada dalam satu naungan yayasan yang sama, yakni MIQ al Hikam dan Darussalikin. Wonosobo sendiri berbatasan dengan Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Magelang, sehingga lokasinya sangat strategis bagi para peserta yang datang dari berbagai daerah.

 

Salah satu daya tarik utama Wonosobo adalah suhunya yang rendah, menjadikannya bergelar kota terdingin di Jawa Tengah. Bahkan saat subuh tiba, suhu bisa mencapai sekitar 17 derajat Celsius, sehingga sebagian besar santri di pondok ini mayoritas mengenakan jaket saat mengikuti kegiatan. Peserta silatnas? Apalagi.


Hal unik yang saya temui di sini adalah kelimpahan air, bahkan air kran di masjid dibiarkan terbuka 24 jam, sehingga memudahkan akses ke air segar dan bersih sepanjang waktu. Ini adalah hal yang sangat penting, terutama saat berpartisipasi dalam acara-acara yang intensitasnya tinggi seperti Silatnas Muadalah Salafiyah.

 

Bermalam di Wonosobo adalah kesempatan luar biasa untuk merasakan aneka keunikan dan pesona alamnya yang indah, sambil berpartisipasi dalam acara-acara yang bermakna seperti Silatnas Muadalah Salafiyah. Suasana sejuk, keramahan penduduk setempat, dan kesempatan untuk memperdalam pengetahuan dan koneksi dengan sesama peserta membuat pengalaman ini tak terlupakan.


@myh


Senin, 21 Agustus 2023

KONSEP MODERASI BERAGAMA: Panggilan Jiwa Untuk Persatuan dan Kemanusiaan di Indonesia

 

Moderasi beragama adalah suatu konsep yang menggambarkan sikap tengah dalam menjalani Kehidupan beragama. Hidup bersama dalam masyarakat dengan prinsip "kesatuan hati" dan "kesepakatan" bertujuan untuk mencegah timbulnya permusuhan, pertikaian, dan perselisihan. Jika cara pandang ini dijadikan panduan, maka "kerukunan" akan menjadi sesuatu yang sangat diinginkan dan diidamkan oleh semua anggota masyarakat. (Abror Mhd., 2020) Konsep ini mendasarkan diri pada nilai-nilai kemanusiaan, menghormati perbedaan, dan mempromosikan persatuan di antara masyarakat dengan beragam keyakinan. Moderasi beragama menjadi semakin penting di tengah masyarakat yang geografis dan kulturalnya beragam seperti Indonesia.

Negara Indonesia, dikenal dengan kemajemukan agama dan budayanya, Kemajemukan ini menjadi karakteristik yang unik dan tidak dapat dipisahkan dari esensi kemanusiaan seperti spektrum warna yang beragam dalam pelangi. Keanekaragaman adalah suatu bentuk harmoni dan estetika yang memiliki keindahan sendiri. Ia bukanlah sebuah situasi yang berantakan atau kacau. Keanekaragaman tidak dapat diahlikan, ia akan senantiasa hadir, sebab itu merupakan hukum alam yang tak terhindarkan. (Alim & Munib, 2021)

Moderasi beragama bukan hanya sekadar konsep, melainkan suatu panggilan jiwa yang harus diemban oleh seluruh warganya.

Pembahasan

1. Konsep Moderasi Beragama adalah Panggilan Jiwa

Panggilan jiwa adalah sebuah dorongan yang mendalam yang mendorong individu untuk mencapai keselarasan antara hati nurani dan tindakan mereka. Dalam konteks moderasi beragama, panggilan jiwa mengacu pada kesadaran akan pentingnya menjalani agama dengan sikap yang moderat, menghormati perbedaan, dan mempromosikan kemanusiaan. Ini adalah panggilan untuk beragama tanpa fanatisme, ekstremisme, atau intoleransi.

Moderasi beragama mencerminkan kebijaksanaan spiritual yang menghargai nilai-nilai dasar seperti cinta, kasih sayang, perdamaian, dan toleransi. Ini bukan hanya tentang bagaimana kita melaksanakan ibadah, tetapi juga tentang bagaimana kita berinteraksi dengan sesama manusia yang memiliki keyakinan yang berbeda. Moderasi beragama mengajarkan bahwa kita dapat menjalani agama kita tanpa merendahkan atau menghakimi orang lain.

2. Moderasi Beragama Mengandung Nilai-Nilai Kemanusiaan

Salah satu pilar penting dari moderasi beragama adalah nilai-nilai kemanusiaan. Ini mencakup nilai-nilai seperti persamaan, keadilan, dan hak asasi manusia. Dalam konteks agama, nilai-nilai kemanusiaan ini mengingatkan kita untuk menghormati martabat setiap individu, terlepas dari keyakinan agama mereka.

Moderasi beragama menekankan pentingnya menjalani agama dengan cara yang menghargai hak-hak asasi manusia, seperti kebebasan beragama dan berkeyakinan. Ini juga mencakup sikap terhadap masalah sosial, seperti kemiskinan, ketidaksetaraan, dan keadilan, yang merupakan bagian integral dari pengalaman kemanusiaan.

3. Indikator Moderasi Beragama

Untuk menerapkan konsep moderasi beragama, ada beberapa indikator yang dapat dijadikan pedoman:

Toleransi Terhadap Perbedaan, Kemampuan untuk menerima perbedaan keyakinan dan praktik agama orang lain tanpa menghakimi atau merendahkan.

Respek Terhadap Hak Asasi Manusia: Memahami dan mendukung hak asasi manusia dasar seperti kebebasan beragama dan berkeyakinan.

Penolakan Terhadap Ekstremisme dan Fanatisme: Menentang tindakan atau pandangan yang ekstrem atau fanatik dalam konteks agama.

Keterlibatan Sosial: Berpartisipasi aktif dalam upaya-upaya sosial untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, termasuk mereka yang berbeda agama.

Promosi Dialog Antaragama: Mendorong dialog positif dan konstruktif antara penganut agama yang berbeda untuk memahami satu sama lain.

Keseimbangan Dalam Ibadah: Menjalani ibadah dengan penuh keyakinan tetapi juga dengan keseimbangan, tanpa mengabaikan tanggung jawab sosial dan kemanusiaan.

Menghindari Diskriminasi Agama: Tidak mendiskriminasi individu atau kelompok berdasarkan agama mereka.

4. Sangat Tepat Diberlakukan di Indonesia dengan Model Kemajemukan Warganya

Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat keragaman agama tertinggi di dunia. Dengan mayoritas penduduknya beragama Islam, Indonesia juga memiliki minoritas agama yang signifikan, seperti Kristen, Hindu, Buddha, dan kepercayaan-kepercayaan tradisional. Keberagaman ini adalah salah satu kekayaan utama negara ini, tetapi juga memerlukan pendekatan yang bijak dalam menjaga persatuan dan kerukunan.

Moderasi beragama sangat tepat diterapkan di Indonesia karena mencerminkan semangat kerukunan antaragama yang telah lama menjadi ciri khas bangsa ini. Konsep ini memungkinkan individu untuk menjalani agama mereka dengan penuh keyakinan sambil tetap menghormati agama dan keyakinan orang lain. Ini adalah landasan yang kuat untuk membangun masyarakat yang inklusif dan harmonis di Indonesia.

5. Menjaga Persatuan dan Kerukunan

Salah satu tujuan utama moderasi beragama adalah menjaga persatuan dan kerukunan dalam masyarakat yang beragam. Dalam konteks Indonesia, ini sangat penting mengingat beragamnya komposisi agama di negara ini. Ketika individu dan kelompok-kelompok agama dapat menjalani keyakinan mereka dengan damai dan menghormati orang lain, itu menciptakan iklim sosial yang mendukung persatuan dan kerukunan.

Penting untuk diingat bahwa persatuan bukan berarti homogenitas. Indonesia adalah negara yang beragam, dan keberagaman ini harus dihargai dan dirayakan. Moderasi beragama membantu masyarakat untuk menemukan titik temu di antara perbedaan dan bekerja sama untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik.

6. Implementasi Moderasi Beragama Harus Dilakukan oleh Seluruh Masyarakat

Implementasi moderasi beragama tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh masyarakat. Pemerintah dapat memainkan peran penting dalam mempromosikan konsep ini melalui kebijakan-kebijakan yang mendukung toleransi, dialog antaragama, dan pendidikan keagamaan yang moderat. Namun, tanggung jawab ini juga ada pada individu, keluarga, komunitas agama, dan organisasi sipil.

Individu dapat berperan dengan menjalani agama mereka dengan sikap terbuka dan menghormati orang lain. Keluarga dapat mendidik anak-anak mereka tentang pentingnya toleransi dan menghargai perbedaan. Komunitas agama dapat mengadakan kegiatan dialog antaragama dan berpartisipasi dalam proyek-proyek sosial bersama. Organisasi sipil dapat mengawasi dan mendorong penerapan nilai-nilai moderasi beragama dalam masyarakat.

7. Sosialisasi Intensif Terutama pada Daerah-Daerah Minoritas

Sosialisasi intensif tentang moderasi beragama adalah langkah kunci dalam memperkuat konsep ini di Indonesia, terutama di daerah-daerah minoritas. Daerah-daerah minoritas seringkali lebih rentan terhadap konflik antaragama dan intoleransi. Oleh karena itu, program-program pendidikan dan dialog antaragama harus difokuskan pada daerah-daerah ini. Akan lebih relevan jika kita juga mempertimbangkan penyampaian informasi melalui berbagai media publik, termasuk media cetak, elektronik, dan platform media sosial, bukan hanya melalui pertemuan fisik seperti yang telah dilakukan selama ini. Terutama, dalam era saat ini, yang merupakan zaman milenial, efektivitas sering diukur dari sejauh mana teknologi dapat dimanfaatkan secara optimal. (Junaedi, 2019)

Sosialisasi dapat mencakup pelatihan bagi pemimpin agama, pendidikan agama yang inklusif di sekolah-sekolah, dan kampanye publik yang menekankan pentingnya moderasi beragama. Pemerintah, organisasi agama, dan LSM dapat bekerja sama untuk mengimplementasikan program-program ini secara efektif.

8. Studi Kasus: Moderasi Beragama di Indonesia

Untuk lebih memahami konsep moderasi beragama dan bagaimana ia dapat diimplementasikan dengan sukses di Indonesia, mari tinjau beberapa studi kasus dan inisiatif yang telah berlangsung di negara ini:

Forum Antaragama:

Di beberapa kota besar di Indonesia, forum antaragama telah didirikan untuk memfasilitasi dialog antar pemimpin agama dan umat beragama. Forum-forum ini memberikan ruang bagi diskusi tentang isu-isu agama dan sosial yang relevan, dan mereka telah membantu membangun pemahaman yang lebih baik antara kelompok-kelompok agama. Sebagai hasilnya, ini akan membuka peluang untuk interaksi yang konstruktif dan dialog antara berbagai kepercayaan agama. Setiap individu, baik Muslim maupun penganut agama lainnya, memiliki tanggung jawab untuk mematuhi hukum dan ajaran agamanya masing-masing. (Sutrisno, 2019)

Program Pendidikan Agama yang Inklusif:

Beberapa sekolah di Indonesia telah mengadopsi program pendidikan agama yang inklusif, di mana pelajar diajarkan tentang beragam agama dan keyakinan. Ini membantu mengurangi stereotip dan prasangka terhadap agama lain, sambil mempromosikan pemahaman yang lebih mendalam tentang agama sendiri.

Pendidikan Moderasi Beragama di Perguruan Tinggi:

Beberapa perguruan tinggi di Indonesia telah memasukkan mata kuliah atau program studi khusus tentang moderasi beragama. Ini membantu menghasilkan lulusan yang memiliki pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya moderasi beragama dalam masyarakat.

Kampanye Publik:

Kampanye publik telah diluncurkan untuk meningkatkan kesadaran tentang moderasi beragama. Kampanye ini menggunakan media sosial, iklan di media massa, dan kegiatan publik untuk menyebarkan pesan moderasi beragama kepada seluruh masyarakat. Sebagai bagian integral dari sistem pendidikan nasional, diharapkan bahwa Madrasah dan lembaga pendidikan Islam lainnya seperti pesantren, diniyah, dan perguruan tinggi Islam dapat aktif berperan serta dan berkontribusi lebih banyak. Mereka memainkan peran yang sangat penting dalam mendukung kampanye moderasi Islam di Indonesia sebagai garda terdepan. (Alim & Munib, 2021) Sangat penting untuk meningkatkan kesadaran saat kita berkembang dalam pemahaman agama, dengan menitikberatkan pada sikap toleransi antara anggota berbagai kepercayaan serta pendekatan yang dinamis terhadap praktek agama itu sendiri. Dua konsep yang tercakup dalam diktum dan narasi ini adalah penekanan pada penanaman moderasi beragama dan promosi kerukunan antar umat beragama. (Saputra & Djauhari, 2021)

Pemberdayaan Perempuan dalam Dialog Antaragama:

Beberapa inisiatif telah menekankan peran perempuan dalam dialog antaragama. Ini mengakui kontribusi perempuan dalam mempromosikan perdamaian dan toleransi dalam masyarakat. Karena Perempuan memiliki potensi besar dalam membangun dan menjaga toleransi yang diperlukan oleh Indonesia yang sangat beragam ini. Hal ini disebabkan oleh peran psikologis perempuan dalam kapasitas mereka sebagai ibu, yang menghadirkan mereka dalam interaksi yang erat dengan anak-anak mereka dan mendorong kolaborasi. Ini memungkinkan mereka untuk mengembangkan sifat-sifat seperti kesediaan untuk mengalah, kesabaran, rasa ibu, dan kemauan untuk berkorban. Dengan menginternalisasi sifat-sifat tersebut, perempuan menjadi lebih fleksibel dalam menghadapi perubahan, mempertimbangkan opsi yang berbeda, dan mampu melihat variasi dalam lingkungannya.(Rahayu & Lesmana, 2020)

Kesimpulan

Moderasi beragama adalah panggilan jiwa yang penting dalam masyarakat yang beragam seperti Indonesia. Konsep ini mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan, menghormati perbedaan, dan mempromosikan persatuan. Implementasinya harus menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat, termasuk pemerintah, individu, keluarga, komunitas agama, dan organisasi sipil. Sosialisasi intensif, terutama di daerah-daerah minoritas, diperlukan untuk memperkuat pemahaman tentang moderasi beragama. Dengan menerapkan moderasi beragama secara efektif, Indonesia dapat mempertahankan keragamannya sebagai salah satu kekayaan terbesar dan menciptakan masyarakat yang harmonis dan inklusif.

Daftar Referensi

Abror Mhd. (2020). Moderasi Beragama dalam Bingkai Toleransi (Kajian Islam dan Keberagaman). Rusydiah; Jurnal Pemikiran Islam1(2), 143–155.

Alim, M. S., & Munib, A. (2021). Aktualisasi Pendidikan Moderasi Beragama Di Madrasah. Jurnal Progress: Wahana Kreativitas dan Intelektualitas9(2), 263–285. https://doi.org/10.31942/pgrs.v9i2.5719

Junaedi, E. (2019). Inilah Moderasi Beragama Perspektif Kementerian Agama. Harmoni; Jurnal Multikurtural & Multirelegius18(2), 391–400. https://doi.org/10.32488/harmoni.v18i2.414

Rahayu, L. R., & Lesmana, P. S. W. (2020). Potensi Peran Perempuan Dalam Mewujudkan Moderasi Beragama Di Indonesia. Jurnal Pustaka20(1), 31–37. https://doi.org/10.54437/iljjislamiclearningjournal.v1i1.1040

Saputra, A. R. A., & Djauhari, M. S. H. (2021). Potret Pengarusutamaan Moderasi Beragamadi Gorontalo. Moderatio; Jurnal Moderasi Beragama01(1), 41–60. https://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/moderatio/article/view/3351

Sutrisno, E. (2019). Aktualisasi Moderasi Beragama di Lembaga Pendidikan. Jurnal Bimas Islam12(2), 323–348. https://doi.org/10.37302/jbi.v12i2.113


M. Yusuf

Sekolah Tinggi Agama Islam Darussalam Nganjuk Jawa Timur

Email: zusuv.hamidi@gmail.com

(Tugas Peningkatan Kopetensi Dosen Pemula (PKDP) 2023)

PTP UIN Sayyid Ali Rahmatullah (UIN SATU) Tulungagung Jawa Timur


Sabtu, 19 Agustus 2023

PTP UIN SATU Tulungagung Panggil 4 Dosen STAIDA Ikuti Short Course PKDP 2023


Daya Literasi, Tulungagung, 19 Agustus 2023 - UIN SATU (Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung) menggelar kegiatan penting bagi pengembangan sumber daya manusia di lingkungan perguruan tinggi dengan mengadakan short course Peningkatan Kompetensi Dosen Pemula (PKDP) tahun 2023. Kegiatan ini diselenggarakan sebagai langkah nyata Kementerian Agama dalam meningkatkan kualitas pendidikan tinggi dan memastikan dosen pemula memiliki kompetensi yang diperlukan dalam dunia pendidikan modern.

Kegiatan yang berlangsung selama 6 hari, mulai dari tanggal 15 hingga 20 Agustus 2023, di Crown Victoria Hotel Tulungagung ini diikuti oleh sebanyak 80 dosen dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta. Perguruan tinggi yang terpilih untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini di antaranya adalah dari Stai Darussalam Nganjuk, yang berhasil mengusulkan dan mewakilkan 4 dosen dari total 7 dosen yang telah diajukan.

Dalam kegiatan PKDP ini, peserta akan mendapatkan pelatihan dan pembinaan mengenai profesionalisme dosen, pembinaan karier dosen, teknik penulisan karya ilmiah, serta moderasi beragama. Acara ini dibagi menjadi dua kelas, yaitu kelas A dan B, untuk memastikan penyampaian materi dan interaksi antara peserta dan pemateri berjalan secara efektif.

  

Selain itu, PKDP tahun 2023 juga merupakan syarat mutlak bagi dosen yang akan mendapatkan sertifikasi dosen. Kegiatan ini bukan hanya berfokus pada pembelajaran dalam waktu singkat, tetapi akan berlanjut hingga beberapa bulan ke depan melalui tahap-tahap seperti in service course I, on the job course, dan in service course II. Total durasi kegiatan ini mencapai 200 jam pelajaran, memastikan bahwa para peserta mendapatkan pemahaman mendalam dan praktik langsung dalam mengembangkan kompetensi mereka sebagai dosen.

 "Kami berharap melalui PKDP ini, dosen-dosen pemula yang berpartisipasi dapat meningkatkan kompetensi dan profesionalisme mereka dalam memberikan pendidikan yang berkualitas. Pendidikan tinggi merupakan investasi bagi masa depan bangsa, dan dosen memiliki peran sentral dalam proses tersebut," ungkap Shohibul Aziz, M.Pd, salah satu peserta kegiatan dari STAIDA Nganjuk.

 

Kelas A


Kelas B

Di hari ke tiga, Kamis, 17 Agustus 2023, semua peserta PKDP 2023 juga diajak untuk mengikuti upacara kemerdekaan RI di lapangan UIN SATU Tulungagung, acara yang juga dikemas dalam format Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) 2023 Bersama semua pimpinan dan dosen serta mahasiswa baru UIN SATU Tulungagung tahun akademik 2023.

Semoga apa yang telah dipelajari dan dipraktikkan dalam kegiatan ini dapat membawa manfaat yang besar bagi pengembangan pendidikan di Indonesia. Dengan semangat yang tinggi, para dosen pemula ini siap melangkah menuju peran yang lebih besar dalam memajukan dunia pendidikan di tanah air. Amin.

@myh_Yusuf Hamidi

Rabu, 12 April 2023

MET ULTAH

 


Hari ini, Saya genap berusia 39 tahun, artinya tahun depan saya sudah masuk fase dewasa, tahapan di mana semua sikap tindakan harus dilakukan secara prinsipil dan matang. 

Seperti biasanya, tidak ada perayaan spesial saat hari jadi saya tiba, namun tidak untuk hari ini, ucapan selamat dirgahayu datang dari istri dan anak semata wayang saya, meski ucapan itu disampaikan via WA di tengah-tengah kerja, namun hal itu sempat membuat air mata menetes terharu. 

Sepulang kerja, ternyata ada kue dan snack kecil yang diberikan ke saya setelah masuk ke rumah, sebuah kejutan kecil hasta karya dua perempuan spesial di hidup saya sempat membuat air mata ini tumpah untuk ke dua kalinya di hari yang sama.

Ucapan selamat juga datang dari famili, mahasiswa, kolega kerja, dan juga teman organisasi, saya memahami, itu semua pasti dibocorkan oleh facebook yang pernah saya ikuti beberapa tahun yang lalu. 

Di usia yang maunya saya tetap dibilang muda ini, saya harus senantiasa belajar untuk menjadi lebih dewasa, segala pikiran dan tindakan harus benar-benar dilakukan penuh dengan landasan dan prinsip. 

Masalah prinsip hidup ini, karena saya sudah berkompromi menjadi eksponen minimalis, maka akan saya lengkapi dengan gaya dan prinsip ala gus Baha', sebuah prinsip hidup yang berlandaskan al Qur'an dan ilmu yang mengutamakan kebahagiaan dan kesederhanaan. 

Beberapa kali saya mendengar ceramah-ceramah nya baik di youtube, beranda media sosial saya, atau beberapa ulasan teman menulis saya yang mengangkat tema isi tausiah beliau, isinya mengena dan pragmatis. 

Prinsip ini cocok dengan saya, selain memiliki banyak kesamaan dengan konsep minimalis, penerapannya juga mudah dan sangat realistis, hidup penuh dengan kebahagiaan dan kesederhanaan. Sebuah filosofi hidup yang sarat akan ajaran Nabi. 

Semoga di tahun ini, semua mimpi, harapan dan cita-cita menjadi terwujud dan menjadi lebih dewasa dalam bertindak dan bersikap. Untuk istri dan putri ku, terimakasih telah menemani Ayah hingga kini, mohon maaf Ayah belum bisa memenuhi dan memberikan lebih sebagaimana yang kalian ingini. 


Baron, 12 April 2023


Rabu, 05 April 2023

FOKUS

Penulis bukan akan membahas acara berita di salah satu stasiun televisi swasta, tetapi penulis hendak memotivasi diri berkaitan dengan pikiran dan konsentrasi penulis beberapa hari terakhir dan mungkin bisa juga sama dengan pembaca. 

Kita semua memiliki keinginan pribadi dan target-target tertentu, dan satu dengan lainnya memiliki tujuan yang heterogen, menyetarakan semua tujuan pribadi jelas bukan sesuatu yang fair karena lajurnya jelas sangat berbeda. 

Namun dalam perjalanannya, banyak di antara kita yang mematok satu standar yang harus dicapai secara bersama, padahal tujuan pribadi jelas tidak akan bisa selaras dengan pelbagai faktor yang melatarbelakangi. 

Karir teman yang melejit, kemampuan yang meningkat, keberuntungan selalu memihak dia, rezekinya mengalir deras, dan hari-hari penuh dengan hoki serta kelebihan lain yang dimiliki orang-orang di sekitar bisa membuat kita stress jika terus dipikirkan. 

Perlu diingat, kita hanya tahu dahirnya saja, semua yang tampak hanya luarannya saja, upaya, proses, kerja keras, doa dan faktor pendukung lainnya luput dari perhatian kita, dan semua itu asli atau palsu, juga bukan urusan kita, waktu berharga kita akan terbuang sia-sia jika hanya dipenuhi keluhan saja. 

Stop, lupakan semua, fokus pada apa yang ada di dirimu, pikirkan langkah ke depan, asah skill secara konsisten dan jangan berhenti untuk terus belajar. Lakukan perbaikan-perbaikan kecil setiap hari untuk terus berkembang. 

Fokus hanya pada diri dan keluargamu, hidup bahagia dengan mereka untuk tetap tenang berupaya sekeras mungkin mencapai mimpi dan terus berdoa, jika itu dilakukan dengan istiqomah,  niscaya urusan kita akan dipermudah leh Allah. 

Jangan risaukan hal-hal di luar jangkauan dan kendali kita, karena hanya akan menambah beban yang tak kunjung selesai dan mustahil terselesaikan. Maksimalkan energi pada sesuatu yang bisa kita sikapi, dengan begitu tujuan-tujuan akan mudah dicapai. 

Filter semua omongan yang masuk, saat masukan terlihat konstruktif, maka ambillah, namun sebaliknya, jika masukan hanya sekedar ejekan dan hambatan, anggap saja seperti angin lewat dengan tetap menjaga hubungan dengannya. 

Waktu kita sangat terbatas, jangan hanya dihabiskan untuk memikirkan hal-hal yang akan membuat kita berjalan di tempat tanpa pengembangan, apalagi sampai menurun, celakalah kita. 

Untuk itu, mari kita fokus pada diri sendiri, dan hanya pada hal-hal yang bisa kita jangkau untuk pengembangan diri ke arah yang lebih baik. 


Baron, 5 April 2023

Selasa, 04 April 2023

URGENSI SOP

Setiap dibentuk sebuah program, tingkat keberhasilannya selalu tidak bisa total, evaluasi perbaikan pun dibilang sembarangan, sekenanya, tak optimal dan tidak ditindaklanjuti dengan maksimal. 

Dalam benak selalu terbesit, apa yang kurang atau bahkan salah dalam hal ini, padahal secara prinsip semua fungsi manajemen telah terpenuhi, pasti ada yang tertinggal dalam menentukan formulasi. 

Hingga pada suatu hari di tengah pencarian tahapan dalam sebuah organisasi, ketemu lah yang menurut saya menjadi biang dari ketidaksuksesan itu semua, ya, belum adanya SOP yang jelas. 

Standart Operational System (SOP) adalah semacam peta dalam sebuah perjalanan organisasi, tanpa itu, baik pengelola maupun penanggungjawab akan bergerak kelimpungan dan tersesat tanpa tujuan. 

Beberapa personil yang cukup cerdas, kreatif dan berani, akan menciptakan standar tersendiri sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, dan iapun akan dipuji. sebuah reward tak mendasar, hanya acuan umum sebagai standar. 

Sebaliknya, ketika petugas yang diperintah tidak berjalan sesuai dengan kehendak pribadi sang atasan, standar apa yang bisa dipakai untuk mengevaluasi dan menyalahkan? Aturan baku hanya sebatas angan-angan. 

Tidak disangkal, penunjukan personalia memang dilakukan secara ketat dan dipastikan sesuai dengan skill dan bidangnya, namun apa jadinya kalau orang-orang "ahli" diberikan tugas tanpa tahu detail pekerjaan yang jelas, tentu perjalanan semakin jauh dari asas. 

Ketika seseorang tersebut diberikan wewenang untuk bertanggungjawab menjalankan sebuah program, yang harus dilakukan pertama adalah memberikan juklak kerja agar dapat terukur mana tugas yang menjadi wewenangnya dan mana yang bukan. 

Dengan SOP, penanggungjawab program dapat mengkalkulasi apa saja program yang hendak dilaksanakan dan ke arah mana maksud organisasi ini berjalan. Penanggungjawab juga dapat berinovasi mengembangkan tugas selama masih dalam batasan SOP yang telah ditetapkan. 

Dengan SOP pula, pihak atasan dapat memberikan nilai dan evaluasi apakah sang mandataris dapat menjalankan tugas sesuai dengan perintah dan harapan atau belum, jika ketentuan saja belum ada, proses evaluasi hanyalah sebuah guyonan semata. 

Maka saat ada promosi buku yang membahas tentang SOP dan KPI mampir di beranda medsos saya, segera saya langsung order dengan tujuan untuk mengawali penggunaan SOP di setiap program. 


Baron, 04 April 2023

Senin, 03 April 2023

54321 GO.

Menetapkan tujuan, merencanakan program, membangun mimpi dan aneka macam rancangan, semua tak akan berarti tanpa adanya eksekusi. 

Banyak jargon motivasi yang menghiasi cermin kamar, quote-quote keren yang siap untuk dikerjakan, puluhan bahkan ratusan kata-kata mutiara siap dijadikan prinsip kehidupan, namun semua akan mangkrak bagai rongsokan tak bertuan jika tidak diakhiri tindakan. 

Pentingnya sebuah eksekusi dalam melakukan sebuah aksi sepenting tujuan itu sendiri, posisinya benar-benar menentukan apakah rancangan itu akan berhasil hanya sebatas angan. Dan faktor terbesar tertundanya tindakan adalah rasa malas dan rasa enggan. 

Rasa malas bisa datang kapan saja dan dari mana saja, perlu komitmen kuat dan upaya ekstra untuk menghalaunya agar tidak menjadi benalu dalam sebuah program. Penulis menyadari itu dan mungkin pembaca juga demikian. 

Di antara resep yang dipakai penulis untuk menghalau rasa malas yang menyerang adalah dengan menerapkan kunci 54321 GO. Konsep ini amat ampuh terutama bagi penulis untuk melawan rasa malas seketika itu juga. 

Konsep 54321 Go. merupakan sebuah aktivitas mempercepat aksi dengan mendorong menggunakan stimulus angka menurun, bilangan menurun itu akan mendorong penulis untuk segera mengakhiri rasa malas yang kemudian mendorong kuat untuk bertindak kala bilangan habis dan didorong kuat dengan ucapan Go. 

Mengucapkan kunci ini harus dengan suara sedikit lantang untuk menstimulus psikis agar bergegas untuk bertindak, ditambah pengucapan kata Go dengan tekanan agak kuat akan menendang pikiran agar segera beranjak dari rasa nyaman. 

Banyak rencana tereksekusi dengan baik menggunakan kunci ini, penulis dapat merasakannya sendiri bagaimana kunci ini bekerja dengan  baik dan nyata, senyata keberhasilan program yang telah tuntas terselesaikan. 

Mari bertumbuh dan berkarya. 


Baron, 23 April 2023

Minggu, 02 April 2023

JANGAN MENILAI SECARA GENERALIS

Menjustice seseorang secara umum memang tidak baik, karena dalam praktiknya penuh dengan kecacatan di sana sini. Banyak ditemui ketidak sesuaian antara penilaian dan realita. 

Kebanyakan dari kita pandai menilai seseorang hanya dari fisiknya saja tanpa terlebih dahulu membuktikan bagaimana kontennya, banyak dari kita menerka seseorang hanya dari katanya, bukan dari faktanya. 

Kesimpulan dini semacam ini di banyak kasus menemui kegagalan yang berdampak pada diri sendiri. Gambaran ini saya tangkap dengan baik melalui kejadian yang saya alami secara pribadi. 

Pada suatu waktu, sepulang dari belanja buku untuk keperluan perpustakaan kampus, waktu menunjukkan pukul 01.30 dini hari, Malam itu saya bergegas langsung pulang karena besok pagi sudah harus berangkat kerja lagi. 

Di tengah perjalanan, saya terkaget karena motor yang saya pakai tetiba berhenti dan mesin mati. Ada apa gerangan? Dugaan kuat mengemuka dengan segera saya tepis, bensin habis. Sepersekian detik, disusul dengan ingatan tajam, MasyaAllah, jarum spidometer dari kemarin kan mati!. Kesimpulan akhir menebal, bensin benar-benar habis, saat berangkat sore kemarin jadwalnya isi bahan bakar tapi saya kelupaan. 

Pasrah, motor saat itu langsung saya tuntun dengan perjalanan kurang lebih 7 km. sebuah Perjalanan dini hari yang cukup panjang. Dan saya bermaksud berjalan langsung menuju SPBU Baron. 

Di tengah perjalanan, sempat bertemu beberapa orang yang sedang nongkrong di pos ronda kampung, namun hanya menyapa karena sudah tidak ada toko ecer yang buka malam itu. Mereka mengamati dengan tebakan kuat, pengendara kehabisan bensin. 

Dalam perjalanan itu, ketakutan seketika menyerang, karena di perempatan jalan itu terlihat hewan berjalan. Dari sosoknya, tidak mungkin kambing jalan-jalan tengah malam seperti ini, dugaan menguat, seekor anjing berkeliaran yang semoga bukan anjing galak.

Setelah berpapasan, anjing itu terhenti dan mengamati saya sejenak di seberang jalan, entah bacaan apa saja yang saya baca saat itu saking takutnya, sejurus kemudian, anjing itu melanjutkan perjalanannya melewati saya. Ahgh... lega rasa hati melebur sesaat rasa linu telapak kaki akibat berjalan cukup jauh. 

Perjalanan berlanjut, ketakutan kembali menyerempak, dua sepeda motor dengan pengendara anak muda terlihat lamat-lamat dari kejauhan, suara khas dua motor CB itu memecah kesunyian malam dan sesekali terdengar guyonan mereka meski jaraknya masih cukup jauh. Jangan-jangan sekumpulan pemuda mabuk yang pulang dari pesta mirasnya, pikiran kerdil saya menyeruak. 

Saat hampir berpapasan, suara mereka terdiam, hanya suara motor yang sedikit memekakkan telinga saja yang memenuhi keheningan malam itu, lagi-lagi, sempat bertatapan mata dengan beberapa dari mereka, dan mereka terus melaju melewati saya hingga suara motor mereka menjauh tak lagi terdengar. 

Selang beberapa saat, suara satu motor berkarakter sama dengan motor yang lewat tadi merendah menghampiri saya, suara ajakan anak muda menghancurkan kecamuk pikiran dan tubuh saya yang mulai berkeringat, "Mari mas, motornya saya dorong hingga SPBU Baron, sepertinya masih buka tadi", 

Kekagetan saya mengaburkan rasa takut saya seketika, saya menoleh dan benar saja, salah seorang pemuda tak dikenal kembali dari kejauhan demi menolong saya. Ya, dia adalah salah seorang pemuda yang lewat tadi dan sempat saya duga pemabuk yang hendak pulang. 

Motor saya pun didorong dengan posisi saya menaiki motor saya, selama dalam perjalanan saya belum sempat menanyai identitas pemuda itu, karena terganggu suara keras motornya, hanya terdengar sekali ia bertanya, "Dari mana mas?" Tanya ia samar-samar di tengah kebisingan. "Dari Jogja", Jawab saya singkat. Jawaban itu seolah menutup dialog kami. Perjalanan pun berlanjut dan hanya itu percakapan kami. 

Hingga akhirnya mendekati SPBU, pemuda itu berkata, "Sampun geh mas!". Seruan itu belum saya jawab karena saya hendak memberikan sebagian oleh-oleh dari jogja, namun saya tertinggal darinya karena ia langsung berbalik dengan segera, mungkin karena ditunggu teman-temannya tadi. 

Kejadian ini menampar saya, karena di awal sempat menduga mereka yang tidak-tidak, bahkan mereka menolong saat saya benar-benar membutuhkan bantuan. 

Bagi pemuda yang menolong saya malam itu, saya berhutang budi dengan anda, saya berharap suatu hari nanti dapat bertemu dengan Anda, entah bagaimanapun caranya. Di manapun anda berada, semoga sehat selalu dan dimudahkan urusannya serta segera mendapat bantuan jika sedang dalam kesulitan sebagaimana saya saat anda tolong malam itu. 


Baron, 02 April 2023


Sabtu, 01 April 2023

JANGAN UMBAR MIMPIMU

Setiap hari, kita akan dihadapkan dengan target-target yang harus diselesaikan, bisa berupa target yang dipatok orang lain atau target yang kita pasang sendiri, semua bermuara pada sebuah tujuan yang hendak dicapai. 

Untuk meraih sebuah mimpi, terkadang kita harus melalui sebuah proses panjang untuk memantaskan mimpi itu dapat teraih, pemantasan ini harus benar-benar dijalani untuk tidak dikatakan sebagai proses yang instan. 

Komitmen kuat dalam pencapaian sebuah goal amat sangat dibutuhkan, hingga tujuan itu benar-benar diraih. Aneka godaan harus ditepis dengan sekuat tenaga karena hanya akan menjadi kerikil penghalang laju perjalanan. 

Dalam menjalani proses panjang itu, bayang-bayang keberhasilan terkadang sedikit banyak mulai tampak, dalam kondisi ini, acap kali kita tidak sabar untuk segera menceritakan kepada orang lain, yang kerap kali motivasinya adalah hanya untuk pamer. 

Dampak akan hal ini, meski tidak sepenuhnya salah, namun mayoritas akan berefek kurang baik terhadap diri sendiri dan juga pada proses pencapaian mimpi itu sendiri. Tentu tidak lucu seandainya tujuan itu gagal di tengah jalan, sedang beritanya tengah menyebar seantero medan. 

Melihat itu, hikmah yang dapat dipetik, jangan ceritakan rencana dan proses yang hendak kita targetkan, biarkan prosesnya berjalan dalam senyap dan hasil yang akan meriuhkannya ke khalayak, situasi semacam ini akan menjadikan pelaku tampil dengan sangat berkelas. 


Sabtu, 01 April 2023

Jumat, 31 Maret 2023

NIKMATI PROSESNYA

Setiap apa yang kita lakukan, merupakan sebuah proses yang pada gilirannya akan ada hasil atau dampak yang kita tuai, entah berdampak baik atau buruk. 

Karena semua hal yang kita lakukan akan memberikan akibat tertentu, maka apa yang hendak kita lakukan harus benar-benar dipikirkan masak-masak agar tidak muncul penyesalan di kemudian hari. 

Di antara kiat untuk menjalani itu semua adalah dengan menikmati proses tersebut sembari diamati dan dianalisa apakah kita sudah berada di lajur yang benar. 

Menjalani proses dengan pelan tanpa tergesa-gesa, dinikmati alurnya, penuh rasa syukur, sarat pemaknaan akan menjadikan hidup kita semakin berkualitas, waktu akan berjalan dengan penuh hikmat dan nikmat. 

Banyak rutinitas yang dapat kita lakukan dengan menerapkan konsep ini, menjalani pekerjaan, mengantar anak sekolah, bebersih rumah, melakukan perjalanan, berkumpul dengan keluarga dan tetangga, melaksanakan ritual ibadah dan lainnya. Semua akan berasa sekali jika dilalui dengan penuh rasa syukur dan dinikmati dengan pelan-pelan. 

Tergesa-gesa dalam melakukan sesuatu biasanya akibat perilaku sebelumnya, entah karena menunda-nunda, tidak serius, kurang fokus atau bahkan dikerjakan dengan konsentrasi yang rendah. 

Menciptakan hidup yang berkualitas memang tidak gampang, meski dalam agama telah diajarkan, namun dalam pelaksanaannya penuh dengan godaan. Hanya komitmen diri dan prinsip hidup terpatri dalam hati yang bisa diandalkan agar laju kita standar sebagaimana marka agama. 

Menyikapi setiap masa sebagaimana anjuran agama amat penting untuk dilakukan, mentaubati dengan istighfar setiap khilaf di masa lalu, senantiasa bersyukur atas limpahan nikmat yang kita terima di masa kini, dan melandasi dengan doa pada aktivitas di masa nanti. 

Mari jalani hidup ini dengan penuh rasa syukur sebagai proses menuju negeri abadi yang diridlai ilahi rabbi. 


Jum'at, 31 Maret 2023


Rabu, 29 Maret 2023

TERMA ITU PENTING

Kerap terjadi saat proses PPDB di tingkat salafiyah adalah kondisi di mana siswa turun ke kelas yang dituju berdasarkan kemampuan melalui jalur tes. 

Dan tak jarang, ekspresi calon siswa atau bahkan orang tua berubah seketika kala mendengar informasi awal harus "turun kelas" dari petugas pendaftaran, terlebih calon santri. Di tengah jelang adaptasi, harus menerima "justice sosial" berupa "turun kelas".

Sebuah respon yang wajar mengingat kondisi yang ada dibenak calon siswa dan juga orang tua adalah kondisi real di rumah, setamat dari SD/MI maka jenjang selanjutnya adalah MTs. 

Siswa yang hendak masuk di kelas jenis salafiyah hampir dipastikan semuanya bakal "turun kelas", kendati para siswa yang berasal dari madrasah Krempyang sekalipun. 

Tepatkah terma "turun kelas" dipakai di sana? yang kerap kali membikin gamang calon santri yang hendak masuk ke madrasah salafiyah? Mari kita bedah! 

Nama tingkatan yang dipakai baik salafiyah maupun kurikulum kemenag adalah sama, sama-sama MI dan MTs, hanya tingkat MA dan MU saja yang beda, dari perbedaan di tingkat atas inilah bisa dijadikan barometer. 

MI salaf dan MI kurikulum Kemenag adalah sama dalam istilah namun beda dalam materi, kurikulum, tuntutan, lulusan dan juga usia. Sehingga lulusan MI kurikulum yang masuk ke MI salaf kurang pas jika dikatakan "turun kelas", karena jenjangnya pun tidak setara. 

Di lingkungan Kemenag bidang PD pontren, sebenarnya telah berlaku nomenklatur yang sudah populer dan cukup familiar, yaitu tingkat ula, wustha dan ulya. Terma ketiganya juga digunakan untuk mengkategorikan tingkatan berdasarkan jenjangnya. 

Di madrasah Krempyang, yang telah berlaku masih di tingkat atas saja, yaitu ulya, alangkah lebih baik juga diberlakukan di jenjang bawahnya, maka secara hierarkis akan tersusun menjadi Madrasah ula, Madrasah wustha dan Madrasah 'ulya, bukan lagi MI, Mts dan Madrasah 'Ulya. 

Dengan mengacu pada lebel jenjang tersebut di atas, maka tidak ada lagi istilah "turun kelas", karena calon siswa setelah dites, kemampuan yang dimiliki akan menghantarkannya masuk ke jenjang ula, wustha atau bahkan ke ulya. 

Selain itu, penggunaan istilah ula, wustha dan ulya dengan sendirinya akan mengikis pemakaian istilah "Kurikulum" pada jalur formal yang selama ini dijadikan pembeda dengan jenjang salafiyah.

Seperti diketahui, terma "kurikulum" sebagai representasi dari madrasah formal cukup membingungkan banyak orang ketika diucapkan di luar lingkungan madrasah Krempyang atau calon santri dan wali santri saat daftar sekolah dan mondok. 

Maka dari itu, jika masih menggunakan istilah-istilah sebagaimana yang berlaku selama ini di madrasah, petugas harus benar-benar bisa menjelaskan kepada calon wali dan santri agar mereka bisa paham tanpa salah atau gagal paham. 

Atau istilahnya bisa kita ubah, mengingat di Krempyang sudah ada  tingkat Ulya di muadalahnya, maka akan sangat tepat jika bawahnya berganti Ula dan Wustha, sehingga di jenjang salafiyah berlaku tingkatan Ula, Wustha, dan Ulya. 


@myh

Selasa, 28 Maret 2023

CATAT IDEMU

Ide merupakan gagasan atau konsep kreatif yang muncul dalam pikiran seseorang sebagai hasil dari proses berpikir. Ide bisa datang kapan saja di mana saja, bisa berwujud sebuah rencana, inovasi, strategi, atau gagasan-gagasan lain yang muncul sebagai solusi untuk suatu masalah atau untuk menciptakan sesuatu yang baru.

Ide bisa datang dari berbagai sumber, seperti pengamatan, refleksi, diskusi, atau bahkan mimpi. Ide bisa menjadi awal dari proses kreatif yang menghasilkan karya-karya seperti seni, sastra, teknologi, atau inovasi bisnis.

Karena ide kerap datang kapan saja tanpa melihat waktu, acap kali ide hanya terlintas di benak dan pikiran kemudian sirna sebelum eksekusi dilakukan. Maka ide brilian yang datang harus segera disikapi sebelum benar-benar hilang. 

Menyikapi akan hal itu, maka ide yang muncul harus segera diikat dengan tulisan. Seandainya ide itu mencuat di saat yang belum memungkinkan untuk segera dieksekusi, catatan menjadi media terbaik untuk menyimpannya terlebih dahulu, baru saat kesempatan itu datang, ide bisa dilakukan. 

Mencatat bisa dilakukan di pelbagai media konvensional semisal buku, jurnal, secarik kertas dan lain sebagainya, juga bisa dicatat di media digital seperti gawai, blog, email dan lainnya. 

Saya sendiri, jika ide tersebut tiba-tiba terlintas di pikiran, segera saya keluarkan handphone saya lalu mencatatnya pada aplikasi note yang saya miliki, di sana banyak juga list ide-ide saya baik yang telah tereksekusi maupun yang masih dalam wacana perencanaan. 

Siapa kini yang tidak punya smartphone, gawai cerdas yang memudahkan manusia menjalani aktivitas sehari-hari, di dalamnya dapat diisi dengan aneka aplikasi guna memandu menjalani hari-hari. 

Mari segera kita catat semua ide yang mencuat baik selagi sempat sebelum ide emas itu mengarat dengan memanfaatkan gawai kita sebagai pengingat. 


Baron, 28 Maret 2023