Minggu, 19 Agustus 2018

EKSISTENSI DOSEN BADAL STAIDA

Sumber gambar: mediasiar

Upaya para pimpinan untuk menjaga kelas agar selalu terisi atau dengan menekan seminimal mungkin adanya kelas kosong menjadi titik awal dibentuknya Asdos atau lebih dikenal dengan istilah dosen badal.

Sejumlah tenaga muda dengan kualifikasi pendidikan S2 dipersiapkan untuk dapat masuk sewaktu-waktu jika dosen yang bersangkutan berhalangan untuk hadir.

Selain menjaga agar tidak ada kelas kosong di kampus, mereka juga diberdayakan untuk "belajar" mengajar dalam status dosen badal.

Gagasan ini dilaksanakan bukan dalam rangka membuka peluang lebar-lebar bagi para dosen untuk ijin, Namun semata dalam rangka mengawal gerakan tanpa kelas kosong yang menjadi ciri khas unit pendidikan di YIGA.

Namun belakangan agaknya keberadaan dosen badal sudah mengalami pergeseran fungsi. Dosen badal kini sudah banyak yang memiliki kelas sendiri sebagaimana dosen sebenarnya.

Beberapa dosen dengan status "single" nya juga terbatas masuknya, hanya pada hari Sabtu, Ahad dan Senin atau saat jam putra juga sebaliknya untuk dosen badal putri, Itupun belum terpotong masuk kelasnya sendiri.

Hal itu berdampak pada respon tiap harinya. Saat ada dosen yang izin, oleh penanggung jawab dosen badal hanya dijawab "Geh. Kelas di isi oleh dosen badal jika masih ada".

Menurut data, saat ini ada sekitar sembilan dosen badal yang disiapkan, 5 untuk tarbiyah dan 5 untuk Syariah. Namun semua tetap dalam batasan-batasan jadwal masuknya. Juga bertugas saat ia tidak mengajar di kelasnya.

Khafidzul Umami, M.H memiliki 9 jam tatap muka perminggu, itupun belum termasuk kelas bahasa Arab dan bahasa Inggris yang pelaksanaannya juga pada jam kuliah.

Asikul In'am, M.Pd memiliki 6 jam tatap muka perminggu. Badal tarbiyah inipun masih harus mengurus sirkulasi peminjaman buku di perpustakaan kampus.

Abdul Khafid Miftahuddin, M.H mempunyai jadwal 6 jam tatap muka perminggu. Badal khusus Syariah ini juga selain masih single juga masih bermukim di Pondok, jadi hanya bisa masuk saat jam putra saja.

Abd. Kholik, M.Pd memiliki 7 jam tatap muka perminggu. Badal khusus masuk ke Tarbiyah ini sebagaimana penulis yang saat ini memiliki 17 jam tatap muka perminggu.

Sisa dari dosen badal lainnya yaitu M. Shinwanuddin, M.H memiliki 3 jam tatap muka perminggu, Maratus Sholikah yang memiliki 6 jam tatap muka perminggu serta Nurulli Faturrahmah dengan 2 jam tatap muka perminggu, ketiganya masuk hanya tiga hari sebagaimana jadwal.

Dosen badal lain yang belum memiliki jam dan kelas adalah Afiful Huda, M.H dan M. Mustaqim, M.H. keduanya khusus masuk di Syariah namun hanya saat jadwal putra saja. Dan dari tarbiyah kosong.

Dari yang sudah terlaksana, karena banyak dosen yang tidak siap masuk hari Ahad, konsekwensinya adalah dengan banyak memasukkan dosen badal sebagai dosen kelas. Dan secara otomatis dosen badal minipis atau benar-benar kosong.

Dan bagaimana jika dosen badalnya izin????

@myh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar