Menjustice seseorang secara umum memang tidak baik, karena dalam praktiknya penuh dengan kecacatan di sana sini. Banyak ditemui ketidak sesuaian antara penilaian dan realita.
Kebanyakan dari kita pandai menilai seseorang hanya dari fisiknya saja tanpa terlebih dahulu membuktikan bagaimana kontennya, banyak dari kita menerka seseorang hanya dari katanya, bukan dari faktanya.
Kesimpulan dini semacam ini di banyak kasus menemui kegagalan yang berdampak pada diri sendiri. Gambaran ini saya tangkap dengan baik melalui kejadian yang saya alami secara pribadi.
Pada suatu waktu, sepulang dari belanja buku untuk keperluan perpustakaan kampus, waktu menunjukkan pukul 01.30 dini hari, Malam itu saya bergegas langsung pulang karena besok pagi sudah harus berangkat kerja lagi.
Di tengah perjalanan, saya terkaget karena motor yang saya pakai tetiba berhenti dan mesin mati. Ada apa gerangan? Dugaan kuat mengemuka dengan segera saya tepis, bensin habis. Sepersekian detik, disusul dengan ingatan tajam, MasyaAllah, jarum spidometer dari kemarin kan mati!. Kesimpulan akhir menebal, bensin benar-benar habis, saat berangkat sore kemarin jadwalnya isi bahan bakar tapi saya kelupaan.
Pasrah, motor saat itu langsung saya tuntun dengan perjalanan kurang lebih 7 km. sebuah Perjalanan dini hari yang cukup panjang. Dan saya bermaksud berjalan langsung menuju SPBU Baron.
Di tengah perjalanan, sempat bertemu beberapa orang yang sedang nongkrong di pos ronda kampung, namun hanya menyapa karena sudah tidak ada toko ecer yang buka malam itu. Mereka mengamati dengan tebakan kuat, pengendara kehabisan bensin.
Dalam perjalanan itu, ketakutan seketika menyerang, karena di perempatan jalan itu terlihat hewan berjalan. Dari sosoknya, tidak mungkin kambing jalan-jalan tengah malam seperti ini, dugaan menguat, seekor anjing berkeliaran yang semoga bukan anjing galak.
Setelah berpapasan, anjing itu terhenti dan mengamati saya sejenak di seberang jalan, entah bacaan apa saja yang saya baca saat itu saking takutnya, sejurus kemudian, anjing itu melanjutkan perjalanannya melewati saya. Ahgh... lega rasa hati melebur sesaat rasa linu telapak kaki akibat berjalan cukup jauh.
Perjalanan berlanjut, ketakutan kembali menyerempak, dua sepeda motor dengan pengendara anak muda terlihat lamat-lamat dari kejauhan, suara khas dua motor CB itu memecah kesunyian malam dan sesekali terdengar guyonan mereka meski jaraknya masih cukup jauh. Jangan-jangan sekumpulan pemuda mabuk yang pulang dari pesta mirasnya, pikiran kerdil saya menyeruak.
Saat hampir berpapasan, suara mereka terdiam, hanya suara motor yang sedikit memekakkan telinga saja yang memenuhi keheningan malam itu, lagi-lagi, sempat bertatapan mata dengan beberapa dari mereka, dan mereka terus melaju melewati saya hingga suara motor mereka menjauh tak lagi terdengar.
Selang beberapa saat, suara satu motor berkarakter sama dengan motor yang lewat tadi merendah menghampiri saya, suara ajakan anak muda menghancurkan kecamuk pikiran dan tubuh saya yang mulai berkeringat, "Mari mas, motornya saya dorong hingga SPBU Baron, sepertinya masih buka tadi",
Kekagetan saya mengaburkan rasa takut saya seketika, saya menoleh dan benar saja, salah seorang pemuda tak dikenal kembali dari kejauhan demi menolong saya. Ya, dia adalah salah seorang pemuda yang lewat tadi dan sempat saya duga pemabuk yang hendak pulang.
Motor saya pun didorong dengan posisi saya menaiki motor saya, selama dalam perjalanan saya belum sempat menanyai identitas pemuda itu, karena terganggu suara keras motornya, hanya terdengar sekali ia bertanya, "Dari mana mas?" Tanya ia samar-samar di tengah kebisingan. "Dari Jogja", Jawab saya singkat. Jawaban itu seolah menutup dialog kami. Perjalanan pun berlanjut dan hanya itu percakapan kami.
Hingga akhirnya mendekati SPBU, pemuda itu berkata, "Sampun geh mas!". Seruan itu belum saya jawab karena saya hendak memberikan sebagian oleh-oleh dari jogja, namun saya tertinggal darinya karena ia langsung berbalik dengan segera, mungkin karena ditunggu teman-temannya tadi.
Kejadian ini menampar saya, karena di awal sempat menduga mereka yang tidak-tidak, bahkan mereka menolong saat saya benar-benar membutuhkan bantuan.
Bagi pemuda yang menolong saya malam itu, saya berhutang budi dengan anda, saya berharap suatu hari nanti dapat bertemu dengan Anda, entah bagaimanapun caranya. Di manapun anda berada, semoga sehat selalu dan dimudahkan urusannya serta segera mendapat bantuan jika sedang dalam kesulitan sebagaimana saya saat anda tolong malam itu.
Baron, 02 April 2023