Beberapa hari terakhir, saya merasa jadwal kegiatan harian saya amburadul, terutama pada jam-jam malam menjelang istirahat.
Jika dihitung, jam malam setelah isyak hingga pukul 12-an bukanlah waktu yang pendek, bahkan setara dengan jam formal pagi di tempat kerja, itu artinya banyak hal yang bisa dihasilkan dari waktu tersebut.
Saya sempat berpikir, kala ngantuk menyerang dengan amat sangat. Waktu tidak tergunakan dengan baik, hasil yang dicapai juga sangat sedikit, kopi yang disediakan istri rutin setiap malam seolah percuma tak berefek sama sekali.
Memang, energi yang ada hanya tenaga sisa dari aktivitas seharian, pagi di kantor madrasah, dan sore di kampus, istirahat siang hanya sekitar 2 jam untuk sekedar melepas lelah dan penat.
Namum, waktu yang tersedia tentu amat sayang jika harus terlewati tanpa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat baik untuk urusan pekerjaan di sekolah, kampus, pribadi, atau sekedar peningkatan skill pribadi.
Tersadari, agenda yang semerawut ini harus segera di_refresh_ agar waktu dapat terpakai dengan bijak dan produktif sebagai wujud rasa syukur atas nikmat besar berupa kesehatan dan kesempatan.
Komitmen diri amat diperlukan dalam menata manajemen waktu ini, karena aturan ini untuk pribadi bukan untuk digunakan orang lain, potensi untuk dilanggar dan tidak diterapkan sangat tinggi sekali.
Mengapa demikian?, karena aturan berupa manajemen waktu ini saat dijalankan juga tidak ada reward yang diberikan, dan ketika dilanggar juga tidak ada punishment yang dijatuhkan, maka pada titik ini komitmen diri wajib diterapkan.
Secara garis besar, waktu yang ada bisa dibagi menjadi empat, yaitu waktu persiapan kerja (04.00-08.00), waktu kerja 1 (08.00-12.00), Istirahat Siang (12.00-14.00), waktu kerja 2 (14.00-18.00, waktu longgar (18.00-23.00), dan waktu istirahat tidur (23.00-04.00). Dari pembagian waktu ini kemudian dilist per item secara detail agar dapat dilakukan secara ketat.
Waktu persiapan kerja.
Waktu ini amat sangat penting buat saya, waktu di mana kita dapat menyetting suasana hati, pikiran, kebiasaan dan lain sebagainya. Karena saya percaya, waktu pagi ini akan sangat mempengaruhi produktivitas jam-jam berikutnya hingga malam datang.
Serangkaian aktivitas dijalankan sedetail list berikut:
-Bangun tidur
-Minum air putih
-Mandi plus berak
-Shalat hajat dan witir
-Membaca dalail dan al Mulk
-Baca satu artikel
-Imam shalat shubuh
-Wiridan plus senam ringan
-Baca Al Waqiah
-Jalan pagi
-Mendampingi belajar anak
-Bekerja dengan laptop (1 jam)
-Bersih-bersih rumah
-Sarapan
-Berangkat sekolah
Waktu Istirahat Siang.
Waktu singkat ini akan saya manfaatkan dengan sebaik-baiknya, kendati kategori jam istirahat siang, namun demikian diupayakan agar di waktu tersebut dapat benar-benar berkualitas dengan jadwal sebagai berikut:
-Mengantar anak pulang sekolah
-Makan Siang
-Tidur sekilas
-Jamaah shalat dhuhur
Waktu kerja 2
Waktu ini selain untuk bekerja, juga merupakan media pengasah skill intelektual saya, di sini saya menemukan banyak hal dan pengalaman yang berpengaruh terhadap prinsip, jati diri, passion, serta kemampuan saya yang selama ini belum tergali dengan baik.
Tidak banyak ragamnya di jam kerja 2 ini, karena hanya bersifat mengajar di kampus, dan juga menjalankan beberapa fungsi seperti kepala perpustakaan, absensi dosen, menata dosen badal, serta mengelola jurnal.
Waktu Longgar
Waktu ini bisa dikatakan kesempatan untuk mengerjakan berbagai hal, seperti:
-Bercengkerama dengan keluarga
-Menghadiri undangan tetangga,
-Mendampingi anak belajar
-Mengantar istri COD
-Jalan-jalan malam
-makan malam
Sehabis shalat isya' jeda waktu sekitar 3 jam, kalau tidak ngantuk berat, biasanya waktu banyak dihabiskan di depan laptop, mengerjakan apapun yang ada di dalamnya seperti edit jurnal, buku, scrolling IG pengasah skill, nonton YT inspirasi dan motivasi, atau kadang hanya sekedar hiburan berkualitas semacam Lapor pak!
Selapas itu jadwalnya adalah mengistirahatkan fisik dan pikiran dangan tidur. Fisik juga perlu dijaga karena ia menjadi kendaraan kita menjalankan aktivitas sehari-hari. Pastikan tidur beberapa jam ini benar-benar berkualitas.
Agar tidur berkualitas, fisik dan pikiran harus benar-benar istirahat, tidak memikirkan hal-hal lain yang belum selesai, apalagi sampai terbawa tidur, jika hal itu terjadi, saat bangun pasti tubuh dan pikiran terasa lelah.
Mari tata waktu kita sebagai wujud syukur atas nikmat besar yang tidak banyak orang sadari, yaitu nikmat kesempatan.